Kamis, 10 September 2009

Peduli Gempa 7.3 SR ke tanah Sancang Garut

” Sesungguhnya tidak ada satu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali atas ijin ALLOH . Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh niscaya DIA akan memberi petunjuk kepada hatinya, Dan Alloh maha mengetahui atas segala sesuatu. ( Qs 64 : 11 )
Dari laporan hasil penyelidikan lapangan Tim Tanggap Darurat Gerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,Lokasi bencana alam terletak di Kampung Babakan Caringin, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis gerakan tanah terletak pada koordinat 107°10' 37" BT; 07° 19'5" LS. Kejadian bencana gerakan tanah dipicu oleh gempa bumi dengan intensitas 7,3 SR pada hari Rabu tanggal 2 September 2009 jam 14,55 WIB.
Akibat Kejadian Bencana Gempa Bumi tersebut hamper selurah pulau jawa merasakan guncangannya.
Utamanya di Rt 01 / Rw 03 Ds Sancang Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Lokasi penduduk yang berjarak hanya sekitar 200 meter dari pantai selatan , menyebabkan kerusakan yang dialami penduduk setempat lumayan parah.
Senin 7 Sept 2009 Gd OPMC Tel CBI
Jam 08.30
Kesepakatan bersama
aku harus berangkat ke lokasi bencana hari ini untuk mengantarkan list sumbangan dari kawans di kator.
Sasaran di alamat diatas, rumah seorang kawanku, ex karyawan dikantorku yang sudah berakhir masa kontraknya.
Jam. 14.00
Ada titipan yang harus kuambil di Bogor, lanjut belanja keperluan untuk santunan dan keperluan perjalanan nanti malam.
Jam 22.10
Berdua aku berangkat menuju kantor lama untuk jemput dua orang teman yang standby disitu.
Setelah ketemuan dan berbincang bincang rupanya ada beberapa bahan makanan yang dirasa kurang, akhirnya malam itu juga kami harus mencari makanan tersebut, Alhamdulillah di jalur perjalanan masih ada Alfa Mart yang buka, padahal sebelumnya kami ke Carrefour tapi sudah tutup.
Setelah cek pelengkapan dan Oke, aku drive mobil kantor yang masih relatif baru, menuju titik sasaran.
Malam ini aku ambil jalur biasa Cibinong – Puncak – Cianjur – Padalarang – Toll Cileunyi – Garut, ………..
Aku enggan lewat Toll cipulatang, karena perkiraan waktu tempuh kami yang sepertinya renggang,. Aku masih teringat jalan yang akan kami lalui nanti,. Jalan kecil berliku penuh tanjakan dan turunan, meliuk di atas bebukitan diantara kerimbunan hutan.
Jalan yang pernah kulali saat aku survey rekresi ke pangandaran dan pulangnya menyusur jalanan pantai selatan sampai ke Pamengpeuk lokasi yang akan aku datangi.
Jam 23.52 Puncak Pass
Hmmm,. Selalu saja ada yang nyidam bandrek susu kalau lewat jalur ini,. Mobil pun menepi,. Empat gelas Bandrek susu terhidang,..
Nimat sekali di kedinginan dan kesunyian disini, menghirup minuman hangat sembari memandang pernik pernik lampu di kejauhan,.
Damai ,.. namun ada perasaan yang menyayat saat aku tatap temanku di ujung, seorang lelaki yang tangguh mental dan fisik selama ini, malam ini begitu lunglai,.. pandangan yang kosong tanpa kedip, sementara pakaiannya menyiratkan ke lusuhan yang dalam,.
“ kamu sehat aja ndang “
“ Insya Alloh “ jawabnya lirih..
“ Oke,.. yuck buru dihabisin mumpung masih hangat, biar seger” kataku pula sembari pijitin pundaknya,.

Jam 00.15
Perjalanan dilanjutkan, segelas Bandrek susu menambah semangat ku untuk duduk di belakang kemudi minibus.
Jalur Puncak yang lengang, hanya sesekali aku mendahului dan di dahului oleh kendaraan lain, namun meski begitu lengang dan dingin kurasakan masih terlihat beberapa pria bersarung dan berclava khas puncak, menyalakan senternya sambil menawarkan,.
“ Villa,…. Villa,… “

Cimacan kulalui,.. Cipanas,.. menuju tapal kuda cianjur sempet terpikir untuk mencoba masuk melalui cugenang lanjut cidaun sampai ketemu jalur pantai selatan, namun kuurungkan mengingat lokasi gempa yang terparah adalah daerah itu.
Memasuki kota Cianjur sampai Citatah, jalan benar benar sepi, membuat kebosanan dan kantuk kadang kadang hadir.

Padalarang masih demikian lengangnya, lanjut masuk toll cileunyi dan keluar,. Suasana agak meriah karena terang benderang, sementara kendaraan yang tertahan dilampu merah hanya tiga.
Keluar toll, kepala ku sudah sedikit di hinggapi rasa kantuk, untung navigasi yang duduk disebelahku selalu mengingatkan dan mengajak ngobrol, sementara dua orang penumpang yang duduk dibelakang, sudah berlomba dengan dengkurnya.

Pertigaan nagrek terlewati, menuju kota garut jalan begitu mulus,.. tampak jelas garis sepadan yang putih mewarnai hitamnya hotmik baru.
Kantuk semakin menyerangku sampai tak sadar kugeleng gelengkan kepala untuk menghilangkan rasa kantuk sementara jalan masih tetap lengang.

Jam 03.15 Mergosari Garut
Kukontrasikan pikiranku mencari rumah makan untuk bersantap sahur dan mengistirahatkan lelah sejenak.
Wach ada hot plate, jual sate kambing muda, namun sudah tutup,.
Bergerak kedepan sebentar ada rumah makan, yang lumayan nyaman terlihat dari luar.
Akhirnya ayam goreng panas, sambal terasi dan pepes tahu menjadi pilihan menu sahurku.

Rencana awalnya, habis makan numpang tidur tunggu waktu Subuh, namun rupanya musholla sudah penuh diisi pengunjung sebelumnya.

Perjalanan dilanjutkan, namun aku sudah nyaris tak mampu untuk duduk di belakang kemudi, kuserahkan kunci pada temanku yang dari tadi juga belum sempat tidur,..
Kantuk semakin menyerang mataku, membuat kepala berasa pening, untung hanya sebentar perjalanan Adzan Subuh Berkumandang.

Masjid Besar JIHADUL HIDAYAH yang berlokasi di Kec Cikajang Kab Garut, menjadi tujuan kami mendirikan Sholat Subuh,. mengadap dan berdoa memohon kepada MU yha Robbana.

Jam 05.17
Kami tinggalkan Mesjid di lingkungan perkantoran Kecamatan Cikajang, menuju jalur inti ke kecamatan pamengpeuk jalur yang membuatku was was namun kekhawatiran itu tak mampu melawan rasa kantukku, akupun lesss sebentar sebentar dan ini membuat kepala semakin pening. Padahal udah lewat cikajang tuh ada kebon teh Cisaruni, viewnya wuihhhh....lembang kalah deh, namun karena cuaca masih gelap, jadi yang kelihatan hanya hamparan kegelapan, jalur tebingnya agak panjang sekitar 1,5Km  udah lewat cisaruni, masuk ke daerah Cihideung,daerah bagian dari hutan lindung Gunung Gelap, memasuki kawasan Hutan Lindung Gunung Gelap, Penglihatan hanya sebatas lampu penerangan mobil lurus kedepan, sementara disamping kanan masih berdiri tebing tebing ,panjang lintasan ini  sekitar 11Km, saat terang akan kelihatan rapatnya hutan dengan pohon pohon tua, banyak lumut yang bergayutan, tampak menambah keangkeran,..

Pernah denger dari seseorang disini, cerita yang agak  lucu dari warga namun bisa menambah kewaspadaan dalam mengemudi,.... dulu ada beberapa orang pake mobil lewat sana, kayaknya lagi mabok deh...trus mereka pada sompral ngomongnya, mereka bilang ginih.."kok jalannya ga abis-abis sih, panjang banget!!', eh tiba-tiba, jalan didepan mereka buntu, lampu mobil cuma nyorot tebing tinggi penuh lumut!! udah gitu tiba-tiba lewat kakek-kakek tua baju putih, tapi udah kuceeeeel banget...trus kakek itu berhenti, nengok ke arah mobil, dan tau apa?? mukanya ngga ada!!! polos.....

Jalan tanjakan dan menyempit mulai tetap susuri, sementara langit mulai berubah terang sedikit demi sedikit. Kiri kanan yang tadinya hitam pekat kini mulai kelihatan kehijauan, langit di atas juga sudah mulai kemerahan,.
Pemandangan yang begitu exotic mulai menyeruak,..
Jurang yang mengangga di bawah terlihat dari sela sela hutan yang menghijau disepanjang mata memandang, ,…
Sempat terbayang sebentar lebatnya hutan Sumatra, jalur yang aku lalui dalam pendakian ke gunung Kerinci Jambi, bulan mei yang lalu,..
Sempat terucap
Subhanalloh, semoga kerimbunan ini tetap bertahan, tanpa kerakusan orang orang kota yang senang berburu tanah bebukitan.
Sunyi
Hanya lengking nyaring burung burung hutan menyapa datangnya pagi , menyapa deru mobil yang kami tumpangi,..
Begitu melengkingnya siulan burung hutan disini serasa menyapa kami, menyemangati kondisi kami yang mulai lelah,..
tetap menyusuri medan yang sempit dan berliku, ditengah hutan dan diatas bebukitan sementara jurang yang dalam di pinggir siap melajukan korban ke dasarnya.,.
Kehati hatian, kesabaran dan kebosanan di tempa disini,.
Syukur alhamdulillah temanku yang mengemudikan sudah lumayan berpengalaman melewati jalur jalur seperti ini dan juga pernah berpengalaman melewati jalur ini bersama setahun yang lalu, saat ada sisa waktu melakukan survey ke pangandaran.
Tiga perempat jam kami tekuni jalur yang begitu membosankan namun begitu mengasyikan bagi mataku yang selalu memandang hijau dikejauhan.
Akhirnya kami memasuki kecamatan Cisompet, jalanan yang kami lalui tak jauh berbeda bahkan kondisi jalan semakin lumayan rusak, berkali kawanku harus melakukan pengereman mendadak untuk menghindari lubang yang terpaksa harus dilalui.
Jalanan mulai menurun, rumah rumah penduduk mulai berbaris di kiri kanan, disini sudah terlihat satu runah yang atapnya roboh, entah karena usang atau akibat gempa kemarin.

Memasuki pertigaan Pamengpeuk – Cikelet, kendaraan ambil arah kiri langsung menuju titik lokasi, semangat terpompa, wach sebentar lagi sampai dan bisa beristirahat nich,..
Disini mulai terlihat beberapa rumah yang rusak akibat gempa 7.3 SR, sementara di depan rumah permanen berdiri tenda tenda darurat seadanya,.
Mirip kegiatan malam minggu ku yang kadang kadang iseng tidur diluar , mendirikan tenda doom dihalaman samping rumahku.
Bedanya tenda disini hanya sebatas plastic terpal lebar yang digelar dan di sangga oleh bambumenjadi tenda segitiga masa masa kepramukaan doeloe, begitu sederhananya, begitu sabarnya mereka menjalani kondisi seperti ini.
Sementara didalamnya aku lihat beberapa lembar tikar dan selimu selimut yang ditumpuk, tak ada kasur apa lagi springbed yang empuk dan ber AC,..
Hmmmmm,...
Yhaa,. 
Dingin mereka hanya karena terpaan angin malam yang menyakitkan, dan pulas tidur mereka adalah kepasrahan diselimuti ke ikhlasan menerima kaadaan,..
Mereka yakin, di ujung kesabaran dalam musibah akan datang keberkahan yang panjang,...
Amminn,.

Tidak ada komentar: