Sabtu, 12 September 2009

OLEH OLEH DARI Ds SANCANG GARUT

Desa dan Hutan Sancang adalah hutan yang dilegendakan sebagai tempat tilem (tempat hilangnya) Prabu Siliwangi. Di hutan ini juga terdapat pohon Kaboa (mirip dengan pohon bakau/Mangrove) yang menurut kepercayaan setempat merupakan penjelmaan para prajurit Pajajaran yang setia kepada Prabu Siliwangi. Oleh karena itu hutan ini dipercaya sebagai hutan keramat yang memiliki daya magis bagi kalangan masyarakat lokal. Nama Sancang yang tersusun dari huruf-huruf SANCANG dipercaya memiliki arti khusus, yaitu :
- S mempunyai arti : Sasakala asal usul carita sesepuh urang-urang sadaya, yang berarti Hutan Sancang merupakan tempat asal usul nenek moyang kita semua.
- A rnempuilyai arti: Anu luhur tur ngahiang, yang berarti daerah Sancang adalah daerah keramat dan sejak zaman dahulu sudah dikenal.
- N mempunyai arti: Nyata sarta talapakuran tah ku aranjeun manusa, yang berarti Hutan Sancang adalah nyata dan pertu untuk dikaji oleh setiap manusia.
- C mempunyai arti: Cacandran carita sesepuh urang sadaya, yang berarti Sancang adalah asal usul cerita tentang nenek moyang kita semua.
- A yang kedua mempunyai arti : Aya nya carita Pasundan / Padjajaran, yang berarti asal-mula dari kerajaan Pasundan dan Padjajaran.
- N mempunyai arti: Negri Padjajaran tilas Siliwangi, yang berarti Hutan Sancang merupakan salah satu wilayah negeri Padjajaran peninggalan Siliwangi.
- G mempunyai arti: Goib di Sancang Pameungpeuk Garut, yang berarti Hutan Sancang mempunyai cerita gaib dan setiap manusia harus mempercayai hal gaib, seperti adanya Tuhan YME yang sifatnya gaib.
Seperti pada kawasan konservasi umumnya, tidak ada sarana pariwisata di hutan ini, baik yang berupa fasilitas akomodasi ataupun rumah makan, tetapi apabila pengunjung ingin bermalam dapat menggunakan fasilitas akomodasi terdekat yang terletak di Kecamatan Pameungpeuk. Untuk fasilitas rumah makan juga terdapat di Kecamatan Pameungpeuk. Adapun jarak yang akan ditempuh sekitar 13 km dari pusat pemerintahan kecamatan.
Hutan Sancang merupakan hutan alami, dan terletak di bagian selatan Kabupaten Garut (berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya), tepatnya di Desa Sancang Kecamatan Cibalong dan memiliki luas 2.157 ha. Wilayah ini berada di ketinggian 0-3 m di at as permukaan taut, dan mempunyai konfigurasi umum tahan yang datar hanya terdapat tebing-tebing curam di sebagian pesisir pantai, khususnya di daerah sebelah timur yaitu wilayah Karang Gajah. Hutan yang langsung bersentuhan dengan Samudra Indonesia ini mempunyai temperatur rata-rata 27”C per tahun, dengan suhu antara 17”C-28”C. Material tanahnya berpasir dan tanah gambut di bagian pesisir, sedangkan di daerah yang mempunyai radius 200 m dari garis pantai memiliki material tanah daratan pada umumnya, yaitu tanah hitam berbatu dengan tingkat kestabilan dan daya serap tanah yang cukup baik. Kondisi lingkungan wilayah Hutan Sancang termasuk ke dalam kategori bentang alam yang baik dan menarik serta unik. Hutan Sancang juga merupakan cagar alam yang dilindungi dan memiliki ekosistem hutan hujan tropis.
Kualitas lingkungan dan kebersihannya pun masih terjaga, walaupun di bagian timur, yaitu di pesisir pantai, terdapat pondok nelayan yang menetap dan memanfaatkan lahan di area konservasi ini. Di hutan ini tidak terdapat pencemaran (air, tanah, udara, sampah atau vandalisme), akan tetapi sering terjadi penebangan liar, perambahan hutan dan penjarahan/pencurian kayu, khususnya kayu meranti merah yang tergolong tumbuhan langka. Perambahan hutan tersebut telah menurunkan tingkat dan kualitas lingkungan Hutan Sancang dan menyebabkan kerusakan yang cukup serius. Pada saat ini perusakan Cagar Alam Hutan Sancang telah mencapai 200 ha, hal tersebut, juga sangat berpengaruh bagi kelangsungan ekosistem setempat. Apabila dilihat dari segi visabilitas, hutan Sancang memiliki tingkat pandang yang bebas dengan panorama alam yang indah dan eksotis, namun apabila berada di dalam hutannya, maka akan sulit untuk melihat kearah pantai karena susunan tumbuhan/pepohonan di Hutan Sancang sangat rapat. Daya tarik utama yang terdapat di cagar alam ini adalah hutan yang masih asri dengan ekosistem yang unik dan pemandangan alam indah. Di hutan ini terdapat hutan bakau, sungai, berbagai jenis flora dan fauna, dan gugusan-gugusan batu yang menimbulkan panorama alam yang unik. Flora dominan yang terdapat di Hutan Sancang antara lain pohon ketapang, pohon bakau, tumbuhan Sorea, palahlar (dipterocarpus spee.div), serta jenis tumbuhan / flora pantai seperti agar-agar laut (gracilaria,SP1, rarnbu karang (afluda Mutica), paris (mycrophyllum bracilieneis), kades (gelidium lam) dan juga flora lain yang beragam jenisnya termasuk pohon meranti merah dan pohon Kaboa (dipteroearpus gracilis) yang langka. Sedangkan fauna yang dominan di hutan ini antara lain banteng (bos sonda/cus), macan tutul, monyet, lutung, burung merak (papo mut/eus), dan binatang umum lainnya.
Adapun batas alam dari hutan Sancang ini adalah sebagai berikut:
Utara : Perkebunan karet Mira-mare
Selatan : Samudra Indonesia
Timur : Sungai Cikaengan
Hutan Sancang yang merupakan salah satu cagar alam di Indonesia yang bertaraf Internasional ini belum tersentuh oleh fasilitas pariwisata secara khusus. Untuk fasilitas penunjang di Hutan Sancang hanya terdapat 1 pos jagawana serta petugas yang beljumlah 10 orang.
Untuk aktivitis yang dapat dikembangkan di Hutan ini adalah: tracking, fotografi, menelusuri hutan, penelitian ekosistem alam, memancing, berkemah, dan aktivitas-aktivitas yang tidak merusak dan mengganggu ekosistem hutan,..
hmmmmm
Ada cerita seru saat terjadi gempa,
Sesuatu yang berbentuk bulat dan berwarna hitam melambung setinggi setengah pohon, meledak diatas kemudian bergabung lagi membentuk bulatan meluncur kebawah, menabrak pondasi bebetuan dan menggelinding, dan bekas dibatu itu hitam seperti kena panas yang sangat,...
sementara bunyi tanah saat gempa seperti bunyi patahan tulang belulang,.. krack,.... krack,... krack,..
Semakin menarik untuk dikunjungi,.
Insya Alloh aku programkan untuk bermalam di tempatmu, menikmati kepekatan dan ke sunyian lingkungmu,.
menapaki lekuk liku hutan mistismu,.

Jumat, 11 September 2009

GEMPA 7.3 SR DI Ds SANCANG

Desa sancang terletak di belakang perkebunan pohon karet yang rapat dan ketinggiannya sudah mencapai sepuluh meter lebih,.
Sebelum masuk Tugu selamat datang, sekitar satu kilometer, disisi kiri jalan utama, kita kan menemukan tiga bongkah batu yang besar sebesar truk, terkesan tertata alami, ditengahnya ditumbuhi pohon beringin yang rimbun dan kira kira usianya sudah lebih dari umurku. Tiga bongkah batu besar ini sendiri terletak di punggungan bukit, kemungkinan dulu berada diatas bebukitan sebelum jalan ini di rombak menjadi jalan utama.
Bebatuan itu,… menurut penglihatanku,..
Berbentuk kepala harimau yang sedang duduk, mengaum dan membersihkan badanya dengan lidah, memandang dengan tatapan mata malasnya ,.Begitu wibawanya menampilkan kekraban selamat datang.
Tugu Selamat Datang desa sancang terletak ditengah perkebunan pohon karet yang lebat, disebelah kanan jalan utama pamengpeuk – Cipatujah
Memasuki tugu tersebut, kita juga langsung memasuki hutan karet yang teratur dan rapi,,
Sinar matahari bisa agak banyak menembus sampai dasar hutannya., begitu rapatnya tanaman karet sehingga dahannya yang diatas saling berkaitan dan saling overlaping antara pohon satu dan satunya.
Udara benar benar segar pagi ini, disini,. Beberapa burung kecilpun terdengar nyaring memekik melengking,...
Aku terdiam ikut merasakan aura dan getaran alam yang begitu damainya.
” Kumaha kalau pulang kesini sampainya malam ” tiba tiba temanku memecah kesunyaian
” euy,.. makanya ga ada angkutan malam, paling nginep dipamengpeuk dulu ” jawabnya
” kalau udah terlanjur ” tanyanya lagi ”
Aku tak mengikuti obrolan yang sepotong sepotong itu, aku terdiam aku hanya membayangkan jika berjalan sendiri, betapa pekat dan horor nya malam disini, yhaaa,.. aku merasakan ada perasaan aneh ditengah hutan ini, tidak seperti perasaan saat aku jelajahi sekian banyak hutan saat muncak ataupun sekedar trekking napak tilas.
Yhaa,.. perasaan yang sepertinya memaksa aku untuk menunduk, perasaan dominasi aneh yang memaksa aku harus diam hanya menyaksikan perjalanan menembus hutan karet ini.
Yhaaaa,..... tidak nampak ada kehidupan selain, rimbunnya pohon karet yang sudah mulai meranggas rontok membawa kesan kotor ,....
Semakin Horor aku membayangkan saat kulihat disisi kiri agak kejauhan, terlihat seorang nenek nenek membungkuk mencari sesuatu,..
Kukikuti dengan mataku kegiatan itu, sampai mobil memasuki belokan meninggalkan hutan karet ini,.
Begitu masuk kulihat subuah rumah yang atasnya porak poranda tanpa atap dan kayunya,.
” Ini kampung abdi ” Kata temanku memcah lamunanku
” banyak juga yang kena musibah yach kang ” sambutku,.
” bentar lagi, agak kebawah kalau mau liat ”,..
Beberapa rumah yang atapnya rusak karena Gempa 7.3 SR , menjadi pandangan utama menuju titik dimana kami akan singgah,..
Desa Sancang Rt 01 / 03 ,
Kami langsung disambut bapak Endang Suparman, sesepuh di lokalan area tersebut, kulihat sepintas disebelah rumahnya ,di halaman yang lumayan sempit berdiri satu buah tenda bantuan Depsos ukuran tenda peleton 6 X 10 meteran.
” mangga,.. mangga,.... wach jauh yha neng ” , sapanya ramah sembari menebar senyum sepuh nya.
” lumayan pak,.semalam perjalan cukup melelahkan, bagus supir nya jagoan bah,.. ” balasku sembari mengulurkan tangan untuk menjabat tangan nya yang kekar,.
Pak Endang Suparman, lelaki yang tinggi tegap diusianya yang sudah sepuh, ramah dan wellcome banget menyambut kedatangan kami.
Perbincangan masih seputaran basi basi dan perkenalan ditambah sedikit cerita yang berbau misteri saat gempa terjadi ( maaf ini bukan untuk konsumsi publik ),
Kami pun, di sarankan untuk bersitirahat dulu,.
Silahkan memilih,..
Tenda utama,...
Tenda kecil,..
Rumahnya,..
Alhamdulillah, ada seorang yang mengunakan seragam PNS datang dan menawarkan rumahnya yang siang ini kosong untuk kami jadikan tempat beristirahat,..
Terima kasih Pak , semoga kebaikan bapak dibalas Alloh SWT dan menjadi nilai ibadah disisi bapak,.
Rumah yang dinding nya tertutup keramik biru degan teras dan halaman yang lumayan, menghadap ke arah angin laut,.
Kami singah disini, sembari berencana,..
Sunyinya lingkungan, ditambah tiupan angin dingin pagi yang hanya mampu menggoyangkan korden sedikit,. Juga kondisi kami yang lumayan lelah begadang semalaman,. Mendorong kami untuk rebah,.. pulas satu persatu, melupakan pintu yang masih menganga lebar,...
Zzzzzzzzzzzzzz,.....
Zzzzzzzzzzzzz,.........

” Kok,.. bangun kok,.. Sholat Dzuhur ” Temanku membangunkan ku
Kulihat arlojiku,..
Haaahhh,.. Jam 13.15,.
kulihat masih ada temanku yang masih rebah, kelelahan,..
Cepat kuambil air wudhu, dan mendirikan Sholat Dzuhur,
Berdo’a dan memohon Ampunan dan kemudahan perjalanan ini, memohon diberikan kesabaran kepada yang mengalami musibah,. Memohon semoga barang yang kami bawa bisa bermanfaat bagi warga disini,.

Semangat kembali kurasakan,
” kayaknya rencana semula, ngga bisa terlaksana nich pak Untung ” kataku memecah kekakuan suasana.
Yha rencana perjalanan pulang kami tadinya sekitar jam dua an, namun melihat situasi inii kayaknya molor, mana barang belum diserahkan, belum ambil dokumentasi untuk laporan, ditambah ada Baksos periksa kesehatan di tenda utama katanya,.
Pemetaan perjalanan dan estimasi waktu juga kondisi, aku usulkan kepada temanku Ain yang punya jatah mengemudi mobil disaat akhir,..
Oke,.. kamu tidur dulu,. Aku ambil jalur rata, lewat selatan aja,.. tembus Pangandaran, kalau kita berangkat jam tigaan, Insya Alloh , buka puasa kita dipangandaran,.
” Pangandaran,... emang gak jauh,. ” sangah seseorang
” lumayan jauh, tapi jalannya lumayan tidak membutuhkan konsentarasi, Cuma lurus,..” Jawabku Pula,.
” Terserah ”.. katanya pula

Keputusan aku ambil, maksimal jam tigaan kita harus keluar dari desa Sancang, mengejar Sholat Ashar di Cipatujah dan Magrib di Pangandaran,..

Kamipun , tinggalkan rumah biru asri yang telah memberikan kenyaman bagi kamim pagi dan siang ini.

Ditenda peleton, akhirnya kami serahkan titipan kawan kawanku untuk beliau dan warga sekitar,.
” Bapak Endang, maaf niatan kami kesini adalah untuk bersilaturahmi menengok kawan kami yang kena musibah, dan kami juga ada amanah dari teman teman yang Alhamdulillah mereka semua telah menitipkan uang pada kami untuk diserahkan ke pada pak endang faried yang rumahnya roboh akibat gempa kemarin,..
Kami juga membawakan oleh oleh buat anak anak disini, semoga mereka bisa terhibur, demikian juga untuk warga yang mengungsi di area ini, Ada barang yang sedikit untuk meringankan menutupi kebutuhan, Kami semua disana Ikhlas mengumpulkan pak,.. semoga bapak juga bisa menerima semua ini dengan keihklasan bapak juga ”
” Alhamdulillah, semoga keikhlasan bapak yang sudah mengantarkan kesini, dan juga teman teman disana tetap diberikan keberkahan dan kelebihan oleh Alloh SWT, Diampuni dosa dosanya, dimurahkan rezekinya, Sukses dalam bekerja dan dalam keluarga,.. Semoga keberkahan dilimpahkan bagi perusahaan bapak semua, kami terima juga dengan keikhlasan bawaan bapak semua,. ”
” InsyaAlloh pak,.. ammiin ”
Plongggg,.. Legaaa,.......Tuntas sudah amanah untuk mengantarkan bantuan peduli gempa ke Desa Sancang yang lumayan jauh, teringat sejenak kawan kawanku yang saat ini beraktifitas dikantor,..
.Ada perasaan yang menyentak  ,  perasaan haru yang menyelinap kedalam dihatiku saat kutatap sepintas mata sepuh itu berkaca,..
Sesuatu yang kurindukan menyesakkan dadaku, saat kutatap dalam mata sepuh itu,.. matanya  yang rimbang, yang memancarkan beningnya hati dan ketulusan

ingin nya aku bersimpuh dan memeluknya,..

Yha Robbana semoga engkau berikan ketabahan dan kesabaran bagi lelaki sepuh yang perkasa ini,..
Ampunkan dosa dan kekhilafannya,. Tuntunlah dalam perjalanan kembali menghadap MU  nanti,..
,...........
.............
Jumat, 11 sept 2009,
Saat keharuan itu, terlintas jelas di Subuhku.

fotonya ada di :
http://www.picasaweb.google.com/lengking234/PEDULIBENCANAALAM#

Kamis, 10 September 2009

Peduli Gempa 7.3 SR ke tanah Sancang Garut

” Sesungguhnya tidak ada satu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali atas ijin ALLOH . Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh niscaya DIA akan memberi petunjuk kepada hatinya, Dan Alloh maha mengetahui atas segala sesuatu. ( Qs 64 : 11 )
Dari laporan hasil penyelidikan lapangan Tim Tanggap Darurat Gerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,Lokasi bencana alam terletak di Kampung Babakan Caringin, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis gerakan tanah terletak pada koordinat 107°10' 37" BT; 07° 19'5" LS. Kejadian bencana gerakan tanah dipicu oleh gempa bumi dengan intensitas 7,3 SR pada hari Rabu tanggal 2 September 2009 jam 14,55 WIB.
Akibat Kejadian Bencana Gempa Bumi tersebut hamper selurah pulau jawa merasakan guncangannya.
Utamanya di Rt 01 / Rw 03 Ds Sancang Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Lokasi penduduk yang berjarak hanya sekitar 200 meter dari pantai selatan , menyebabkan kerusakan yang dialami penduduk setempat lumayan parah.
Senin 7 Sept 2009 Gd OPMC Tel CBI
Jam 08.30
Kesepakatan bersama
aku harus berangkat ke lokasi bencana hari ini untuk mengantarkan list sumbangan dari kawans di kator.
Sasaran di alamat diatas, rumah seorang kawanku, ex karyawan dikantorku yang sudah berakhir masa kontraknya.
Jam. 14.00
Ada titipan yang harus kuambil di Bogor, lanjut belanja keperluan untuk santunan dan keperluan perjalanan nanti malam.
Jam 22.10
Berdua aku berangkat menuju kantor lama untuk jemput dua orang teman yang standby disitu.
Setelah ketemuan dan berbincang bincang rupanya ada beberapa bahan makanan yang dirasa kurang, akhirnya malam itu juga kami harus mencari makanan tersebut, Alhamdulillah di jalur perjalanan masih ada Alfa Mart yang buka, padahal sebelumnya kami ke Carrefour tapi sudah tutup.
Setelah cek pelengkapan dan Oke, aku drive mobil kantor yang masih relatif baru, menuju titik sasaran.
Malam ini aku ambil jalur biasa Cibinong – Puncak – Cianjur – Padalarang – Toll Cileunyi – Garut, ………..
Aku enggan lewat Toll cipulatang, karena perkiraan waktu tempuh kami yang sepertinya renggang,. Aku masih teringat jalan yang akan kami lalui nanti,. Jalan kecil berliku penuh tanjakan dan turunan, meliuk di atas bebukitan diantara kerimbunan hutan.
Jalan yang pernah kulali saat aku survey rekresi ke pangandaran dan pulangnya menyusur jalanan pantai selatan sampai ke Pamengpeuk lokasi yang akan aku datangi.
Jam 23.52 Puncak Pass
Hmmm,. Selalu saja ada yang nyidam bandrek susu kalau lewat jalur ini,. Mobil pun menepi,. Empat gelas Bandrek susu terhidang,..
Nimat sekali di kedinginan dan kesunyian disini, menghirup minuman hangat sembari memandang pernik pernik lampu di kejauhan,.
Damai ,.. namun ada perasaan yang menyayat saat aku tatap temanku di ujung, seorang lelaki yang tangguh mental dan fisik selama ini, malam ini begitu lunglai,.. pandangan yang kosong tanpa kedip, sementara pakaiannya menyiratkan ke lusuhan yang dalam,.
“ kamu sehat aja ndang “
“ Insya Alloh “ jawabnya lirih..
“ Oke,.. yuck buru dihabisin mumpung masih hangat, biar seger” kataku pula sembari pijitin pundaknya,.

Jam 00.15
Perjalanan dilanjutkan, segelas Bandrek susu menambah semangat ku untuk duduk di belakang kemudi minibus.
Jalur Puncak yang lengang, hanya sesekali aku mendahului dan di dahului oleh kendaraan lain, namun meski begitu lengang dan dingin kurasakan masih terlihat beberapa pria bersarung dan berclava khas puncak, menyalakan senternya sambil menawarkan,.
“ Villa,…. Villa,… “

Cimacan kulalui,.. Cipanas,.. menuju tapal kuda cianjur sempet terpikir untuk mencoba masuk melalui cugenang lanjut cidaun sampai ketemu jalur pantai selatan, namun kuurungkan mengingat lokasi gempa yang terparah adalah daerah itu.
Memasuki kota Cianjur sampai Citatah, jalan benar benar sepi, membuat kebosanan dan kantuk kadang kadang hadir.

Padalarang masih demikian lengangnya, lanjut masuk toll cileunyi dan keluar,. Suasana agak meriah karena terang benderang, sementara kendaraan yang tertahan dilampu merah hanya tiga.
Keluar toll, kepala ku sudah sedikit di hinggapi rasa kantuk, untung navigasi yang duduk disebelahku selalu mengingatkan dan mengajak ngobrol, sementara dua orang penumpang yang duduk dibelakang, sudah berlomba dengan dengkurnya.

Pertigaan nagrek terlewati, menuju kota garut jalan begitu mulus,.. tampak jelas garis sepadan yang putih mewarnai hitamnya hotmik baru.
Kantuk semakin menyerangku sampai tak sadar kugeleng gelengkan kepala untuk menghilangkan rasa kantuk sementara jalan masih tetap lengang.

Jam 03.15 Mergosari Garut
Kukontrasikan pikiranku mencari rumah makan untuk bersantap sahur dan mengistirahatkan lelah sejenak.
Wach ada hot plate, jual sate kambing muda, namun sudah tutup,.
Bergerak kedepan sebentar ada rumah makan, yang lumayan nyaman terlihat dari luar.
Akhirnya ayam goreng panas, sambal terasi dan pepes tahu menjadi pilihan menu sahurku.

Rencana awalnya, habis makan numpang tidur tunggu waktu Subuh, namun rupanya musholla sudah penuh diisi pengunjung sebelumnya.

Perjalanan dilanjutkan, namun aku sudah nyaris tak mampu untuk duduk di belakang kemudi, kuserahkan kunci pada temanku yang dari tadi juga belum sempat tidur,..
Kantuk semakin menyerang mataku, membuat kepala berasa pening, untung hanya sebentar perjalanan Adzan Subuh Berkumandang.

Masjid Besar JIHADUL HIDAYAH yang berlokasi di Kec Cikajang Kab Garut, menjadi tujuan kami mendirikan Sholat Subuh,. mengadap dan berdoa memohon kepada MU yha Robbana.

Jam 05.17
Kami tinggalkan Mesjid di lingkungan perkantoran Kecamatan Cikajang, menuju jalur inti ke kecamatan pamengpeuk jalur yang membuatku was was namun kekhawatiran itu tak mampu melawan rasa kantukku, akupun lesss sebentar sebentar dan ini membuat kepala semakin pening. Padahal udah lewat cikajang tuh ada kebon teh Cisaruni, viewnya wuihhhh....lembang kalah deh, namun karena cuaca masih gelap, jadi yang kelihatan hanya hamparan kegelapan, jalur tebingnya agak panjang sekitar 1,5Km  udah lewat cisaruni, masuk ke daerah Cihideung,daerah bagian dari hutan lindung Gunung Gelap, memasuki kawasan Hutan Lindung Gunung Gelap, Penglihatan hanya sebatas lampu penerangan mobil lurus kedepan, sementara disamping kanan masih berdiri tebing tebing ,panjang lintasan ini  sekitar 11Km, saat terang akan kelihatan rapatnya hutan dengan pohon pohon tua, banyak lumut yang bergayutan, tampak menambah keangkeran,..

Pernah denger dari seseorang disini, cerita yang agak  lucu dari warga namun bisa menambah kewaspadaan dalam mengemudi,.... dulu ada beberapa orang pake mobil lewat sana, kayaknya lagi mabok deh...trus mereka pada sompral ngomongnya, mereka bilang ginih.."kok jalannya ga abis-abis sih, panjang banget!!', eh tiba-tiba, jalan didepan mereka buntu, lampu mobil cuma nyorot tebing tinggi penuh lumut!! udah gitu tiba-tiba lewat kakek-kakek tua baju putih, tapi udah kuceeeeel banget...trus kakek itu berhenti, nengok ke arah mobil, dan tau apa?? mukanya ngga ada!!! polos.....

Jalan tanjakan dan menyempit mulai tetap susuri, sementara langit mulai berubah terang sedikit demi sedikit. Kiri kanan yang tadinya hitam pekat kini mulai kelihatan kehijauan, langit di atas juga sudah mulai kemerahan,.
Pemandangan yang begitu exotic mulai menyeruak,..
Jurang yang mengangga di bawah terlihat dari sela sela hutan yang menghijau disepanjang mata memandang, ,…
Sempat terbayang sebentar lebatnya hutan Sumatra, jalur yang aku lalui dalam pendakian ke gunung Kerinci Jambi, bulan mei yang lalu,..
Sempat terucap
Subhanalloh, semoga kerimbunan ini tetap bertahan, tanpa kerakusan orang orang kota yang senang berburu tanah bebukitan.
Sunyi
Hanya lengking nyaring burung burung hutan menyapa datangnya pagi , menyapa deru mobil yang kami tumpangi,..
Begitu melengkingnya siulan burung hutan disini serasa menyapa kami, menyemangati kondisi kami yang mulai lelah,..
tetap menyusuri medan yang sempit dan berliku, ditengah hutan dan diatas bebukitan sementara jurang yang dalam di pinggir siap melajukan korban ke dasarnya.,.
Kehati hatian, kesabaran dan kebosanan di tempa disini,.
Syukur alhamdulillah temanku yang mengemudikan sudah lumayan berpengalaman melewati jalur jalur seperti ini dan juga pernah berpengalaman melewati jalur ini bersama setahun yang lalu, saat ada sisa waktu melakukan survey ke pangandaran.
Tiga perempat jam kami tekuni jalur yang begitu membosankan namun begitu mengasyikan bagi mataku yang selalu memandang hijau dikejauhan.
Akhirnya kami memasuki kecamatan Cisompet, jalanan yang kami lalui tak jauh berbeda bahkan kondisi jalan semakin lumayan rusak, berkali kawanku harus melakukan pengereman mendadak untuk menghindari lubang yang terpaksa harus dilalui.
Jalanan mulai menurun, rumah rumah penduduk mulai berbaris di kiri kanan, disini sudah terlihat satu runah yang atapnya roboh, entah karena usang atau akibat gempa kemarin.

Memasuki pertigaan Pamengpeuk – Cikelet, kendaraan ambil arah kiri langsung menuju titik lokasi, semangat terpompa, wach sebentar lagi sampai dan bisa beristirahat nich,..
Disini mulai terlihat beberapa rumah yang rusak akibat gempa 7.3 SR, sementara di depan rumah permanen berdiri tenda tenda darurat seadanya,.
Mirip kegiatan malam minggu ku yang kadang kadang iseng tidur diluar , mendirikan tenda doom dihalaman samping rumahku.
Bedanya tenda disini hanya sebatas plastic terpal lebar yang digelar dan di sangga oleh bambumenjadi tenda segitiga masa masa kepramukaan doeloe, begitu sederhananya, begitu sabarnya mereka menjalani kondisi seperti ini.
Sementara didalamnya aku lihat beberapa lembar tikar dan selimu selimut yang ditumpuk, tak ada kasur apa lagi springbed yang empuk dan ber AC,..
Hmmmmm,...
Yhaa,. 
Dingin mereka hanya karena terpaan angin malam yang menyakitkan, dan pulas tidur mereka adalah kepasrahan diselimuti ke ikhlasan menerima kaadaan,..
Mereka yakin, di ujung kesabaran dalam musibah akan datang keberkahan yang panjang,...
Amminn,.

Sabtu, 05 September 2009

GEMPA 7.3 SR DI UJUNG TSM

Rabu 2 Sept 2009


Jam 14.57, Lt 3 Gd OPMC

Guncangan ditengah konsen dan kesibukan rutin menyentakkan seluruh penghuni ruanganku.

Aku yang sedang konsen didepan PC tiba tiba merasakan ada pemaksaan ge rakan aneh, spontanm kutengak kesebelah arah teman ku,..

Dia pun bengong,..

“ Allohhu Akbar “ teriakan ku spontan, begitu kusadari ada gempa,.

Beberapa orang saat itu juga berlarian, menuju pintu keluar ,..

“ Allohhu Akbar “ pekik ku tambah melengking, saat kulihat spidol White board yang kuletakkan diatas meja, menggelinding sendiri,..


Kepanikan diruanganku begitu berasa, teriakan “ gempa,.. gempa,.. dan bunyi langkah kaki terburu dari lantai atasku tak membuat kami bertiga bergeming,..

Kami tetap pada posisi ditempat sambil bersiap siap di samping bawah meja, untuk kemungkinan yang terburuk,..


Alhamdulillah semua terlewati,. Seseorang langsung tuning chanel untuk melihat kejadian dari mana sumbernya,..

“ Gempa berkekuatan 7.3 skl, dengan sumber di 30 km arah barat daya Tasik Malaya,.

Sedikit tersentak menjadari itu lokalan Pangandaran,..

Aku cari telepon seseorang di pangandaran

“ iyha berasa besar sekali gempanya, ibu ibu juga sudah pada berlarian keluar , tapi bapak bapaknya lari ke laut,.. “

“ lho koq, malah ke laut pak,..” tanyaku bingung

“ iyha kalau kejadian Tzunami, air laut akan tersedot dulu ke tengah, selang waktu dari jauh kelihatan deru dan gelombang yang tinggi, Ini mah Insya Alloh ga terjadi Tzunami, Pangandaran aman aman aja, sepertinya sumbernya arah Tasik dan Cianjur “

“ Yha Syukurlah, kalau aman aman saja,.. Salam buat Ibu dan keluarga pak, semoga tidak terjadi lagi Tzunami pak ,..”



Kemudian aku telp temanku di Tasik

“ Alhamdulillah pada sehat ,…..”jawab seseorang diseberang sana.

“……………….”

“……………”



Aku sisir kearah baratnya, ku hubungi temaanku di pameungpeuk,.

“ tut,.. tut,…

”tut,… tut,… tut,.. “

Begitu berkali, sampai setelah Sholat Ashar,

Kucoba beberapa kali,.. NIhil,..



Atas Info media, kucucokkan titik derajat LT dan LS nya dengan Google word,..

“ wach ini mah, deket banget dengan pameung peuk “,.

Sampai Jam Kerjaku usai, aku belum bisa menghubungi temanku disana,.

Terpikir, disini yang jaraknya sekian ratus km, begitu berasa, Jakarta yang jaraknya tambah jauh, juga begitu panikknya,..

Bagaimana dengan kalian di Pameungpeuk, yang aku tau persis,..

Rumahmu berhadapan dengan laut lepas,.. tak lebih dari dua ratus meteran dari bibir pantainya,dan hanya dibatasi dan dibentengi dengan jalan raya Dandels

Rasa Kekhawatiran akan temanku, terus membuatku resah,..

Jam 21.40 Rumahku

Selepas Sholat Isya dan Tarawih kucoba hubungi lagi temanku,.

“ Saya lagi di pengungsian . di lapangan terbuka,. Rumah Hancur,..Keluarga alhamdulillah sehat.. “

“ yha Syukurlah,.. yang penting keluarga pada sehat,.. “



Termenung aku, sembari membayangkan lokasimu,..

Ku ambil HP ku ku forward ke sebagian temans

Jam 21.50,

Kutulis di Keypad HP ku

.“ Assalamu’alaikum wr wb ,…Innalilahi wa ina illaihi rojiun, Telah terjadi Gempa yang cukup besar, di Tasik Malaya tepatnya di Pamengpeuk,. Disana ada rekan kita EF ex TKPK, saat ini rumah hancur,.. dan Alhamdulillah keluarganya sehat semua, saat ini beliau ada di pengungsian Mungkin ada yang mau menyapa dia, ( aku berikan no HP nya ),atau memberikan sesuatu untuk meringankan beban mereka.” tulisku di SMS



Jam 22.05

Seseorang langsung respon ,. Terima kasih pak TI boss kecil yang saat ini masih sering menghubungiku,.menanyakan kabarku.

“Terima kasih Pak Semoga Kebaikan Bapak mendapat Balasan dari Alloh SWT” Ku Replay respon tsb



Jam 22.17 sms dari Boss SW

“ Saya sudah ngobrol dengan dia, sekarang di pengungsian daerah CIBALONG SELATAN, yang merupakan daerah paling rawan, rumah dia hancur luluh,.. siapa yang berminat Ulur tangan Insya Alloh menjadi nilai ibadah yang MULIA” seseorang merespon SMS ku, yang ini dari Boss ku SW yang sudah bergeser lokasi kerjanya,.

“ Yha pak trima kasih, moga besok bisa dikoord di CBI “ Rplayku



Televisi dan berita malam masih kupelototi, meski tdk mendapat berita yang kuharapkan,..

Lepas tengah malam, aku baru rebahkan badanku untuk beristirahat,..

“ yha Robb,.. semoga ENGKAU beri kesehatan untuk temanku dan KAU berikan kesabaran buat semua.



Kamis 3 Sept 2009

Jam 08.30 Gd OPMC ruangan kantorku,.

Sebagian Sibuk masih berbincang dan bercerita kejadian kemarin,.

Hatiku masih luluh, sedih mencemaskan dan memikirkan kondisi temanku,..

Kubuka Intranetku,.. Login,… Kusebarkan berita musibah yang dialami temanku, dengan harapan ada yang bisa meringankan beban yang diderita atas musibah ini,…





Jumat 4 sept 2009

Jam 03.15 Menjelang Sahur,.

Kubuka HP kulihat kiriman MMS tanpa kata ,…..

Hanya,….

Tergambar Rumahmu,…


…………

Jam 10.45

Dari pagi sampai saat ini, beberapa kali aku sempat hubungi HP mu,.. namun tak berhasil,..

Semoga Kalian Sehat sehat saja disana,..

Yha Robbana, berikanlah kekuatan dan Kesehatan bagi saudara kami disana yang sedang dilanda musibah,… semoga mereka bisa sabar untuk mendapat keberkahan MU,.

Selasa, 01 September 2009

PENDAKIAN YANG MELELAHKAN MENCAPAI PUNCAK GN KERINCI 3805 MDPL

Senin 18 Mei 2009
Jam 05.15 Home stay Bu Paiman Kayu Aro Jambi
Kokok ayam jantan bu paiman dan Pengap di kamarku memaksa hidung ku untuk bersin dan turun dari kamar sekalian Sekalian Sholat Subuh,.
Sepintas tercium bau wangi khas tempe di goreng, aku melirik kearah dapur,..

Rupanya sudah terlihat kesibukan disitu, empat orang ibu dengan keasyikan didepan kompor dan penggorengannnya,.

Basa basi kuminta segelas teh manis, sembari kutanyakan kondisi gunung sebelumnya,.
Kureguk teh manis sembari menatap awan yang kemerahan di kejauhan dibentangan perkebunan teh yang begitu luas menghijau,.
Subhanalloh,..

Begitu nikmatnya kurasakan pagi ini, duduk di teras atas sambil memandang keluasan yang menghijau, angin dingin yang sepoi sepoi, sebongkah Gunung yang begitu perkasa yang sebentar sebentar, menyemburkan asap putih dipuncak nya,..
Kontradiksi, antara keinginan dan kengerian,.

Jam 07.30
Keinginan untuk bergerak, tak bisa kutahan,.
Kusuri tengah perkebunan, tembus perkampungan, sendiri menikmati basah embun dan hangat mentari,.
Kusapa bapak sais pedati sapi,..
Kumohonkanm permintaan ku untuk bisa ikut ke ladang mengendarai Sais tersebut,.
Alhamdulillah,.
Kesampaian juga naik pedati sapi di tanah seberang, tanah Sumatra,..
Namun agak kaget setelah berbincang,..
“ ikut sampai ladang boleh pak “ tanyaku sopan.
“ monggo,.. “
“ monggo,..? “ tak sadar berucap,.
“. Monggo nek meh melu “
“ lho kok boso jowo tho pak “
“ lha wong kene, ngomong jowo kabeh mas “ katanya pula
“ oo, ooo ,.. “
Gerbang pendakian terlewati, ada patung harimau yang sedang mengaum seakan mengingatkan kepada pengunjung.
Selamat datang di area perburuanku, aku masih ada disini
Sayang patungnya sudah agak rusak dan kotor namun keangkerannnya masih terpampang jelas.
Jam 08.30
Kepastian untuk berangkat pendakian Pagi ini, belum ada keputusan
Beberapa panita menyebar untuk mengurus ijin dan mencari informasi,.
Akupun keluar berjalan kearah kampun di pinggir perkebunan,.
Kutemukan kampung,..
” permisi pak, mau jalan jalan,..”
“ Monggo, mau naik tho mas “ katanya
“ rencana sich, tapi belum dapet ijin,.
“ wong gunung e isih watuk, koq mas,. Wong kene we do ra wani ngladang wingi “

Ngobrol ngobrol dengan modal bahasa jawaku, semakin mengakrabkan kami,.
“ Satu kampung ini bedol desa dari jawa tengah, purworejo, pituruh desanya,..”,.
“ lho sejak kapan, pak,.. trus nate kondur njawi “
“ Wis telu generasi luwih “..
“ Sering tindak njawi , pinten putranipun pak “.
“ nang kene ngomong boso jowo, tapi ojo boso, bioso wae “
“ Nyuwun sewu, wong sampun biasa, kulo manawi kalian tiang sepuh, nggih boso pak “
“ wis lah malah ora ngerti, mas “
Aku Cuma mesem, jauh jauh naik bus tiga hari dua malam, ketemunya orang jawa satu kampung juga, dah itu gak bisa di ajak ngomong jawa bagus,..

Jam 10.00
Aku kembali ke home stay, panitia dan peserta sebagian pada kumpul meski gak jelas kegiatannya,
Aku ambil sarapan yang sudah tersedia, nasi, tumis kangkung, ayam goreng dan tempe goreng hangat,.. gurihnya,..


Jam 14.00
Keputusan pendakian belum juga didapat, buat ngisi waktu aku dan team kecil nongkrong di perkebunan teh mbari main layangan dan makan baso.
Gunung sebagian sudah tertutup kabut tebal.

Jam 17.30
“ siap siap packing, jam 21.00 kita nanjak”,..
“ Seerrrrr , semangatku melonjak, kumasuki kamar buat packing, kutatap sejenak Gunung Kerinci di sebrang di jendelaku, tetap saja diam penuh misteri .

Jam 21.00
Bus mengantar rombongan sampai pintu rimba,
Kami pun berjalan mendaki sesuai urutan regu, aku ada di regu ke tujuh, limayan belakang, soalnya dibelakang Cuma ada dua regu dan team sweaper.
Setengah jam perjalanan, medan tempuh masih nyaman dengan sedikit tanjakan dan tanah gambut yang membal, khas aroma malam dan bunga rumput tercium merangsang.

22.10
Team kami berhenti sejenak,..
Ada suara aneh yang menggangu telinga seseorang,.
Seluruh peserta diam,..
“ mggggghhhh “
Sepi lagi, Cuma suara belalang malam yang masih menggesekan sayapnya
“ mggggghh ,… mgghhhh “
Semua mendengar, dan semua yakin itu bukan suara harimau,.
Perjalanan pun dilanjutkan.

23.15
Jalanan yang tadinya nyaman berubah, tanjakan demi tanjakan panjang memaksa rombongan kami tertinggal jauh oleh rombongan didepannya.
Kami harus melewati akar dan tanyakan yang condong ke vertical, setapak demi setapak.

23.45 Shelter 1
Peserta yang sudah duluan, masih menunggu rombongan kami dan dibelakangnya,. Kamipun buka perbekalan, nasi bungkus khas bu Paiman, Rendang dan tempe goreng,..

Selasa 19 mei 2009 ,
00.15 di kelebatan Hutan Perawan Gn Kerinci
Lepas dari shelter 1, langsung dihadapkan pada tanjakan panjang, Debu debu dari kupasan pohon yang kering, kantuk, medan yang melelahkan,. Menjadikan team kecil kami yang berjumlah lima orang semakin tertingal rombongan depan.
Ketabahan, ketidak tau an medan, kepekatan hutan , memaksa kami terus berjalan
Meski terengah meski tersuruk suruk,..

01.30
Rasa kantuk yang semakin tak tertahan, down mental melihat jalur yang pendakian yang kian extreme , kesunyian yang memekak memaksa team kecil ini menunda perjalanan beberapa waktu, nylonjor di pinggir jalur pendakian untuk menunggu rombongan dibelakang, karena kami pikir tak bakalan mampu mengejar rombongan depan.

Lima belas menit an berlalu, kesunyian semakin memekakkan telinga, tanda tanda dan suara rombongan belakang tak terdengar,.. dengan gontai dan sisa semangat yang ada karena ngantuk, team melanjutkan perjalanan, menanjak kembali dan menyuri lorong lorong hutan yang kian lebat dan jalur pendakian berupa selokan selokan sempit.

02.15
Semua menyerah, pasrah pada keadaan dan suasana yang begitu asing,
Rimba Kerinci menjadi naungan kami, kami rebah tanpa alas dan tanpa atap , lelah kami mendorong kami untuk lelap meski tanpa tenda,….
( disini ada cerita aneh yang didapat kan seseorang , tapi moga itu hanya ilusi atau pun mimpi di kesunyian ini )

05.10
Dingin yang menusuk memaksaku bangun, Kulihat sekelilingku,..lima orang temanku tetap meringkuk , kupakai sarungku untuk menutupi seluruh tubuh, kusilakan kakiku,..
Ku ikhlaskan hatiku untuk menghadap MU yha Robb,…

05.30
Beberapa orang terbangun, perbekalan dibongkar, teh hangat dan indomie rebus menjadi penghangat kami di pagi ini.

07.15
Seorang panitia menyusul, kaget melihat kami bermalam disini,. Harapan kami semalam menunggu rombongan dibelakang ternyata percuma, rupanya team yang dibelakang tidak meneruskan perjalanan , semuanya membuka tenda di pos satu karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk terus berjalan dan mendaki.

07.30
Bertujuh akhirnya kami meneruskan perjalanan
Perjalanan langsung dihadapkan pada tanjakan demi tanjakan,..
Begitu,,… dan begitu ,..
Beban dipunggung dan medan yang extreme menjadikan rombongan kami terpecah,..
Aku dibelakang mengawal dua orang teman ku yang sudah mulai sempoyongan karena beban dipunggung dan medan yang semakin extreme,.

Jalur yang kami hadapi adalah tangga bebatuan cadas dan tanah yang tingginya kadang kadang lebih dari kepala sehingga harus bergelantungan dengan webbing yang sudah dipasang rombongan depan,..
Hutan yang demikian rapat dengan pepohonan yang begitu besarnya, akar yang berserakan yang memaksa kami harus melompatinya,….
Semak yang begitu rapat, sehingga kami harus merangkak melewati terowongannya,.
Celah yang sempit pas ukuran kaki dengan kedalaman satu meteran,..
Lengkap kondisi jalur pendakian ini,..

09.30 Dikesendirian dalam kerapatan hutan
“ glegggeeeerrrrrr,.. ada bunyi aneh yang kurasakan saat itu,.
Sempet terpikir “ kok ada bunyi ombak diatas gunung “
“ gleggggerrrrr “ ada lagi,..
Baru kusadari , itu bunyi perut Kerinci yang memuntahkan laharnya,.
Aku tersentak, ku percepat langklahku menyusul rombonganku didepan,..
“ gleggggggerrrrrr “ bunyi lagi
“ diem, rasain dech,..” kata temanku
“ ooo,… ada gempanya lho “ kataku
Teman ku tersenyum dan mengangukkan kepala.
Suara itu pun semakin sering terdengar hingga kemudian hilang tak berulang,.
Dan kami tetap setia merambah hutan dengan pepohonan yang begitu besar dan lebat, melompat diantara akar akar yang menutup jalur pendakian kami.

http://www.picasaweb.google.com/lengking234/SUMmitMtKerINci3805Mdpl02#