Rabu, 29 Oktober 2008

Menikmati Kegagahan GOA PETRUK


MENIKMATI KEGAGAHAN GOA PETRUK KEBUMEN
Goa Petruk merupakan salah satu Obyek wisata di Kabupaten Kebumen. dimana lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.

Mendengar nama Petruk, orang tentu akan teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal.

Sayangnya orang telah banyak mendengar Goa Petruk, tetapi masih enggan untuk mengunjungi obwis tersebut. Cukup beralasan barang kali, memang karena untuk masuk Goa Petruk ini diperlukan persiapan yang cukup. Lagi pula, percuma kalau datang ke Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa yang menganga cukup lebar.Perlu diketahui, bahwa di dalam Goa yang mungkin terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu seperti di Goa Jatijajar, atau Goa lain yang ada di Indonesia.
Dan Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri mengatakan, bahwa Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara.



Untuk itu, pakar Goa ini meminta pada Pemda Kebumen, agar Gua tersebut tetap dijaga kealamiannnya. Bahkan, untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Namun pengunjung jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai ( dikutip dari : http://www.kebumenkab.go.id/ )

Rumah Embah, Desa Tegal Gondho Lor, Sabtu : 4 Oktober 2008.
Sesuai Rencana pagi ini kami ber 4 , akan berekreasi menyusur GOA PETRUK Kebumen. Informasi awal yang diperoleh dari mas Sahrul saat mampir di goa Petruk ditambah cerita cerita seru tentang becek,.. parit,… Lumpur,.., pekat,,…,dari ponakan yang sudah pernah memasuki Goa tersebut, menambah semangat untuk bisa segera menikmati keindahan didalammnya,..
Senter, batu battery cadangan dan Helm proyek, yang kebetulan ada disiapkan, baju, celana cadangan dan perbekalan tak ketinggalan, layaknya Indianajohn yang mau pergi beradventure, semua ready,…
 


Jam 08.30 Setelah selesai sarapan rombongan kami berangkat mengambil route Prembun – kebumen – Karang Anyar – Gombong , Rencana perkiraan : waktu tempuh 1 Jam, didalam Goa 6 Jam, Pulang lanjut ke PAP KRAKAL, untuk berendam air panas, Jam 20.00 Sudah sampai Rumah kembali.
 

Nyatanya,…
Sepuluh menit diawal perjalanan, sudah dihadang kemacetan di Pasar Prembun perjalanan merayap sampai dengan Kutowinangun, lepas disini agak lancer memasuki Jalur lingkar Selatan Kebumen masih lancar, ketemu pertigaan dari kota Kebumen jalan mulai tersendat lagi,… semakin maju semakin tersendat,.. penumpukan kendaraan terjadi, kemacetan sepanjang jalur ini panjang sekali ditambah pengemudi mobil berplat “ B “ yang sok jago tidak mau antri, ambil kanan terus untuk memakan “ Hak “ kendaraan dari arah yang berlawanan. Sepanjang Kebumen – Karang Anyar – Gombong Macet Total, ditambah banyaknya Mobil yang parkir di bahu kiri jalan karena Overhead atau sekedar mengistirahatkan mesin biar tidak panas,..  M A M P E T..
Akhirnya Pertigaan IJO yang seharusnya aku tempuh tidak sampai satu jam, dengan jarak tempuh tidak lebih dari 55 KM, pagi ini menyita waktu 3 jam 20 menit,..
Sampai dilokasi Jam 12.30 an.
Rencana rekreasi penelusuran sampai Maximal sepertinya tidak mungkin dilaksanakan, akhirnya sebagian perlengakapan di tinggal, hanya Senter dan perbekalan yang bisa masuk tas punggung yang dibawa,…
Setelah bercakap cakap sebentar dengan penjaga karcis tentang kemungkinan menyusur sampai kedalaman jauh ( yang ternyata memang sudah tidak mungkin karena kesiangan ) akhirnya di berikan ijin kepada pemandu untuk menyusur sampai batas ujung area wisata di BATU PAYUDARA…
GOA PETRUK,..... mulut goa nya masih lumayan jauh dari pintu masuk harus berjalan kaki dulu mengikuti tangga buatan yang menanjak sejauh kurang lebih 1.5 km, namun suasana tetap teduh karena di kiri kanan nya banyak pepohonan besar yang menaungi, di sisi kanan jalan kita banyak melihat batu batu cadas putih bertengger di kemiringan lahan,.. Sementara di sisi kiri jalan terdapat air terjun dengan tiga sumber airnya, jurang yang cukup dalam, juga tebing vertical yang tinggi membentang dengan pemandangan diujung sana laut yang membiru, terlihat jelas..
Terbayang Indahnya sore hari disini, menatap bulatan matahari merah meredup perlahan bergeser turun di sejauh mata memandang di bawah sana,.. Wooow ( next time lah )Selama perjalanan menyusur tangga kita menemui beberapa Shelter tempat beristirahat dengan penjaja makanan dan minumannya,ada juga minuman LEGEN GUNUNG yang diambil dari sari kembang kelapa dengan rasa dan bau yang khas , ditempatkan di bamboo ditutup dengan sabut kelapa dibawanya dipikul ,… Aku pesan satu gelas besar legen gunung dingin campur es batu kucoba merasakannya sembari mengembalikan nafas tuaku yang mulai tersengal meniti tangga tanjakan ini,..Segaaarrrrr,.. hanya tiga ribu rupiah kesegaran kudapatkan kebali,..

Setelah berjalan kurang lebih dua puluh menit meniti jalan tangga yang menanjak mulut Goa Petruk Kelihatan mengangga lebar dengan kegelapan didalamnya,..

Begitu memasuki mulut goa, kita dijemput oleh para pemandu yang siap mengantarkann kita dengan senter accu, ada juga persewaan petromax,.. dan ga usah ragu ragu kalau mau masuk, karena disini juga tersedia persewaan sandal jepit dan sepatu boot, untuk menghindarai basah dan kotor sepatu / sandal yang kita bawa dari rumah ( biasanya bagus bagus ) .
Akupun kemudian didatangi oleh pemandu yang masih muda dengan kotak accu dipunggung bergambarkan tengkorak , Mas Iwan.
Beberapa langkah ke dalam kita langsung disuguhi kegelapan dan aliran sungai dengan air yang cukup dalam jika musim hujan, langkah langkah awal didalam goa ini kondisi jalannya cukup licin dan berlumpur mungkin karena masih rame dikunjungi, sehingga tapak kaki meninggalkan bekas Lumpur yang basah,..
Memasuki sedikit kedalam kita sudah di paksa kagum menikmati bentuk bentuk bebatuan stalaktit dan stalagmite, sementara suara kelelawar beterbangan diatasnya dengan suara cuitan yang nyaring, Goa nya luas, besar dan beratap tinggi, meski begitu perjalanan tetap harus beriringan, Jalan yang licin dan gelap membuat kami serombongan harus tertatih tatih di kegelapan,..
Ber lima hanya dengan perlengkapan dua senter, kami anggap kurangsekali untuk menikati keindahan berbagai bentuk bebetuan disini,.

Aku agak kurang memperhatikan arah perjalanan, karena terpesona dengan keindahan didalamnya,..

Memasuki Mulut Goa, lanjut kedalam melewati jalanan cadas yang licin, menyusuri aliran sungai dengan gemericiknya yang cukup terdengan jelas di keheningan,..

Saking terpesona dengan pemandangan dan aneka bentuk bebatuan yang ada, aku lupa mengingat nama nama lokasi didalam Goa Petruk ini, diantara yang aku ingat diantaranya
BATU SEPREI PUTIH batu putih mirip sekali ranjang pengantin dengan sepreinya yang terjuntai rapi dengan lipatan kupnatnya, hebatnya diatas ranjang batu putih itu ada air bening yang selalu mengalir menetes kebawah melewati lekukan lekukan kupnat itu,…

Tambah kedalam medan perjalanan makin beragam dan mengasyikkan meski celana panjang sudah terasa basah karena seringnya melewati genangan genangan air,..
Kemegahan dan kegagahan ditambah kegelapan yang ada menjadikan mata ini menatap lama terkagum kagum,.
Kemudian perjalanan melewati bongkahan BATU PUTIH yang besar dengan lapisan aliran air aku sempat berfoto sejenak disitu,..
Dilanjutkan agak keatas menuju BATU KEMBAR, dua buah batu dengan tegarnya bertengger di dinding gua dan dibawahnya mengangga ruangan yang gelap dan luas nyaris tak terlihat dinding ujung sebrangnya,.
TAMAN GAJAH, Satu lokasi di tengah ruangan yang luas dengan bentuk bentuk bebatuan yang begitu indahnya, terbayang sajian sajian pemandangan karang bawah laut dengan aneka bentuk karang yang megah,..
Masih mengikuti Pemanduku dengan kotak accu dipungung bergambarkan tengkorak, aku makin asyik menikmati pemandangan yang semakin mempesonakan di dalam Goa ini. Kami diarahkan ke batu yang meyerupai KADAL lengkap dengan sisiknya, tegak duduk menghadap ke ruangan gua dengan sembulan sembulan bentuk bebatuan.
Aliran sungai kecil dengan kebeningan airnya beberapa kali kami susuri , sampai kami menuju satu tempat yang aku pikir adalah sumber mata air nya, rupanya bukan,.. dihadapan kami, membentang indah TELAGA yang aku lupa mengingat namanya demikian jernih air nya,. Ada tiga tingkat genangan air dan aku sempat kan untuk bersegar segar bermain air di telaga yang paling dalam. Setelah berfoto foto dan bersegar segar mencuci muka di telaga ini, kami melanjutkan perjalanan ke TINGKAT DUA,..
Perjalanan keatas harus melewati tebing jurang yang tidak terlihat kedalamannya di sisi kiri dan menyusur jalan setapak naik dengan lebar tak lebih dari lima puluh centian, namun jangan takut, disini sudah terpasang tambang untuk pegangan dan mencondongkan badan ….
Pemandangan dari sini semakin menakjubkan aku berdiri di atas tebing kegelapan dan luas dengan ujung ujung dindingnya yang kelihatan samar samar,..
Sampailah kami pada BATU SEMAR, batu yang meyerupai bentuk tubuh Semar dalam pewayangan, dan kalau kita penasaran ingin lebih jelas lagi maka kita bisa melihat sillhuet dari sinar lampu senter yang memancar keatas ( biasanya para pemandu sudah tau letak dimana senter itu dinyalakan )
Sebelum keujung nya kita melewati ruangan gua dengan nama HARIMAU KUMBANG, Lanjut keujung nya, sampai lah pada satu lokasi yang agak mencengangkan,..
Disini terpampang nama BATU PAYUDARA lengkap dengan larangan DILARANG MENYENTUH dihadapan dan di atas kita menggantung batu batu berbentuk payudara dari semua model wanita lengkap dengan tetesan cairan putihnya sperti susu ( maaf ini kata pemandu ku lho ) …. Hmm,.. :-)Penasaran akupun menanyakan kenapa sampai dinamakan itu,..
“ dari bentuknya jelas mirip , dan dari kisahnya ini adalah kamar paling ujung di lantai dua, dimana kata katanya, disini tempat para makhluk halus berkempul dan menyusu pada induknya, terus larangan itu tertulis karena kebanyakan yang berwisata menyusur sampai ujung adalah para LAKI LAKI , pesan moralnya TIDAK BOLEH menyentuh payudara dan katanya lagi, jika kita mencoba menyentuh kemungkinan makhluk halus yang sedang menyusu akan mengikuti kita dan ter impikan dengan berubah menjadi wanita yang cantik, kemudian mengajak kita untuk bersamanya ),
Oo,.. rasa kepenasaran untuk memegang pun akhirnya aku urungkan bukan karena cerita itu, tapi aku lebih menghargai keberadaan SUSU itu, ditambah takut merusak stalagmite muda yang masih menetes berupa cairan putih,..
Akupun minta ijin pemanduku untuk mengabadikan BATU yang berbentuk PAYUDARA PAYUDARA itu, sekedar kenangan bahwa aku pernah menyusur di GOA PETRUK sampai di ruang ini, dengan harapan semoga foto foto yang telah kudapat bisa menyemangati aku kembali untuk lebih menyusur di kedalamannya,..
Menikmati suara gemericik air di tengah kesunyian dan kegelapan yang pekat,.. yang aku sendiri tak bisa melihat dimana tangan dan kaca mata yang sedang kupakai,.. Setelah lama mendengarkan kisah BATU PAYUDARA kami tingalkan pemandangan yang begitu mempesona tadi, kami kembali berbalik melewati jalan yang sama dengan segala kenangan kami,.. namun belum jauh kami meninggalkan ruangan tersebut sambil memainkan cahaya senterku yang mulai meredup, aku di kagetkan dengan bentuk batu putih yang betul betul menyerupai,..
“ Srigala “ teriakku kaget.
“ Bukan “ kata pemanduku
“ iyha srigala “ kataku lagi,.
Batu Srigala Pak “ Katanya sambil menerangi batu itu dengan senternya,.

Batu ini ada diseberang sebelah kanan jurang yang mengangga gelap PERSIS srigala yang sedang duduk mengawasi pengunjung dengan telinganya yang berdiri dan moncongnya yang menyeringai sinis,..
Perjalanan kami lanjutkanmenuju keluar dengan melewati beberapa ruangan dengan sungai sungai kecil yang airnya terus mengalir,
Gemericik,…
Dipintu Gua yang sudah tak berbatas bebatuan lagi, aku semakin terkagum melihat mulut Goa yang begitu lebar,..
Tercenung sejenak ,…
Panorama apalagi yang tidak diciptakan disini,..
Begitu indahnya Bumi Ku,..
Indonesiaku,..


Subhanalloh Walhamdulillah,.. Segala Puji Bagi dan Hanya Milik MU yha Robbul ‘alamin, pencipta dan pemilik seluruh alam ini degan segala keindahannya,..
Begitu Indah dan Agung nya Ciptaan MU yha Robb,.. tak ada yang dapat menandinginya,..
Engkaulah MAHA PENCIPTA dan MAHA PEMILIK atas apa yang ada di alam ini dengan segala isinya.
Semoga ENGKAU masih memberiku kesempatan menikmati LUAS dan MEGAH nya CiptaanMU yang lain,bukan Mall Buatan Makhlukmu,…

Setelah keluar area Wisata Goa Petruk dan mengisi Perut dengan POP mie yang hangat, kami lanjut perjalanan menuju GOA JATIJAJAR, untuk mencari titipan dari teman teman anakku,.



http://picasaweb.google.com/lengking234/MUDIK1429HGOAPETRUK




Jumat, 24 Oktober 2008

POELANG KAMPOENG DESA TEGALGONDHO

MOEDIK 1429 H

Horre,…
Horre,..
Libur panjang ,.


Yha nggak bisa aku bohongi lah hati ini untuk tidak bergembira menanti liburan panjang Lebaran 1429 H, meski sebetulnya belum ada rencana untuk travling ataupun nyusur ke kampoeng kampoeng seperti yang sering aku lakukan untuk mengisi liburan.
Rencana perjaanan mudik pun masih ragu, pasalnya hari sabtu 27 Sept 08 dan Jumat 03 Okt 2008 aku harus standby dikantor, kena Piket POSKO LEBARAN,..
Tanggung kan,.. Kasak kusuk, cari cari tukeran hari,..
Ech,. Ada yang baik hati ,.. mau gantiin aku piket tgl 3,..
Wach senang banget rasanya,.. Rencana MUDIK diteruskan dan tersusun, besok Senin 29 September jam 22.00 atau 23.00 gooo,..


Senin 29 Sept 08, jam17.00 ber5 aku berangkat, setelah jemput ponakan di depok, target awal adalah Buka Puasa, di tempat peristirahatan jalan toll Cikampek. Makan malam di RM Kalijaga 2, Makan Sahur di Ajibarang,..
Mudik kali ini aku ambil jalur Toll Cimanggis – Cikunir – Cikampek,
Rupanya hari itu pemudik sudah berkurang, Target awal tercapai sesuai rencana,.. Buka Di Peristirahatan ke 2 Toll Cikampek , jalanan masih cukup sepi,..
Jam 18.45.. kami beranjak meninggalkan tempat rehat,.. Jalan Toll kelihatan sepi, kami melenggang dengan kecepatan standar 90 - 100 kmph….
Melewati Karawang Jalan tambah sepi ,ada sedikit kecemasan, terjadi penumpukan di pantura atau memang sudah sepi,..
Terpikir untuk ambil jalur Sadang – Kali Jati – Pamanukan tapi karena melihat sepinya kendaraan mobil aku tetap arahkan ke Cikampek,.
Rupanya Jalanan memang sudah sepi,.. Di pintu Toll hanya beberapa mobil berbaris untuk bayar Toll, aku tanyakan kepada petugas Tiket,
‘ Sudah sepi pak,.. tepat perjalanan malam ini,.. kendaraan sudah turun drastis,.. kemarin dua hari sepertinya puncak Mudik,..” kata penjaga Toll

Alhamdulillah , semoga tanpa kemacetan perjalanan Mudik malam ini.




Betul juga jalanan tetap lenggang setelah keluar dari pintu Toll, bahkan aku sempat mendahukui Truck yang berjalan didepanku dari arah kirinya,..
Begitu jarang nya kendaraan malam itu,..
Memasuki Jalur Pantura kendaraan mulai kelihatan bertambah demikian juga dengan kendaraan roda dua yang masih lumayan banyak melakukan perjalanan Mudiknya.
Nyaman sekali perjalanan malam ini dipantura, tanpa ada truck besar yang melaju , bahkan lebih nyaman dari hari hari biasa,..
Bener bener lenggang jalan pantura malam ini,..
Memasuki pertigaan Indramayu – Palimanan tambah sepi, aku arahkan mobil kekanan menyusur Palimanan, terlihat beberapa kios Mangga Indramayu dengan penjaganya yang terkantuk kantuk diterangi lampu petromax yang mulai meredup.
Aku masih jalankan mobilku dengan kesantaian, menikmati Hotmix Baru di jalan Pantura aku lihat penumpang dibelakangku yang sudah lelap dengan memeluk bantal masing masing,..
Kondisi badanku lumayan Fit, karena sesiang tadi aku hanya melakukan kegiatan ringan dan tidur yang cukup lama tentunya.
Ngantuk belum aku rasakan didopping Jeruk Rasa asem special dibeli dari pasar pucung,..
Memasuki Toll Kanci Jalanan tetap sepi, mobilku masih tetap melenggang tanpa paksaan.
Keluar Toll Kanci, jalanan jadi agak rame masih banyak motor
yang mudik malam ini melewati Jalur pantura dengan penumpang dan bawaan khas nya.
Tapi Kenyamanan berkendara sepertinya mereka rasakan juga, hanya ada satu dua motor yang masih ngotot melaju dengan kecepatan ambang maximal.


RM Kalijaga 2, aku singgahi untuk Melaksanakan Sholat Isya dan Magrib yang belum aku laksanakan tadi di tempat peristirahatan…
Soto Buntut dan Jeruk manis aku santap dengan kehangatannya,,..
Setelah rehat agak lama perjalanan aku teruskan masih dengan kesantaian.
Aku memperkirakan kalau kondisi jalan tetap sepi seperti ini
jarak tempuh yang aku perkirakan 600 KM, ga sampai 10 Jam perjalanan,..

Selamat Datang Kota Brebes, terlihat didepanku gapura khas warna biru yang melintang di atas jalan. Kupelankan mobilku, kutenggok kearah kirisesampainya diatas jembatan kusempatkan mataku memandang agak lama perahu perahu nelayan yang berjejer rapi di muara dengan bau yang agak menyengat, bau ikan laut,..
Perasaan ku semakin tenang setelah memasuki gapura Selamat datang Jawa tengah dengan patung putih Pangeran Diponegoro menunggang kuda, Perjalanan Macet terhapus dari pikiran ku malam ini.
Maju kedepan sedikit ambil putaran arah Purwokerto, disini agak tersendat karena beberapa BUS besar ambil sisi kanan, memotong mobil kecil disebelah kiri untuk memasuki jalan sempit portal Kereta Api…
Setelah memasuki gerbang lintasan Rel Kereta Api, jalanan kembali Normal lenggang,..
Bahkan saking sepinya aku sempat memilih tempat parkir untuk mampir beli Telor Asin untuk Oleh oleh di kampungku.
Memasuki Jalur Kecil pinggir kali, aku agak kaget, kondisi jalan disini halus tapi bergelombang,
lumayan banyak kekagetan di jalur ini dengan kondisi jalan yang rata tidak dan bergelombang.,
hmmm aku senyum sedikit
saat penumpangku berkali kali meledekku akibat guncangan yang mengganggu lelapnya.
Pertigaan Tegal – Bumiayu didepanku jalanan tetap lenggang dan aku tetap melaju mobilku dengan ketergesaanku,..
Jalan arah Bumiayu, aku susuri dengan menajamkan mata minusku menembus kegelapan malam ini,..
Lurus,..
Alhandulillah, tanpa halangan aku susuri jalan gelap, berliku ini,.
Lanjut,…
Sampai pertigaan Ajibarang Jam 01.20 aku tawarkan kepenumpangku, untuk singgah di Purwokerto makan Sahur dan meneruskan perjalanan Nanti Sorenya atau Langsung Ke Kampung,…
Rupanya Kerinduan Kampung akan Embah, Kakak, Ponakan dan tetangga disana lebih kuat dibanding Purwokerto yang relatip belum famillier…
Perjalanan aku lanjutkan belok kanan ke arah Wangon,..
berkali mobilku menyusur sendiri tanpa teman dengan laju kisaran 60-70 kmpj menembus kegelapan dinihari,.
Tak terbayangkan jalan yang biasanya kulalui siang hari kelihatan begitu jauh, di perjalanan malam yang sepi dengan kondisi badan yang masih fresh perjalanan jadi seperti cepat,..
Tadinya target ku ke Ayam Goreng Margasana 2 untuk makan sahur, namun karena masih kemaleman perjalanan lanjut dengan target RM Candisari Karang anyar,…
Perempatan Banyumas Buntu, aku lewati terlihat rame meriah sekali disini ada umbul umbul bendera SIAGA LEBARAN di kiri kanan jalan, kompak melambai di hembus angin malam,..
Desa Tambak aku masuki,.. Berjejer Kios yang sudah tuutp dengan spanduk SATE BEBEK,..
Kaya’nya menggoda juga nich,.. aku tawarkan penumpangku untuk sahur di disini,..
Setuju,..
Kecamatan Tambak Jam 02.50 Mobil aku parkirkan di Warung Sate Bebek disebelah kanan jalan,.
Menu bebek disini cukup lengkap, ada Sate Bebek, Gule Bebek, Tongseng Bebek,. Nasi Goreng Bebek,..
Pesanan wajib Sate bebek ditambah Tongseng Bebek ( penasaran pengin merasakan Tongseng Bebek ), menjadi menu makan sahur terakhir Ramadhon 1429 H,..
Sate nya…. standar orang lapar lah,.
Tongsengnya, ini yang agak khas,.
Kalau biasa makan Tongseng Kambing Solo, Bumbunya kan merah banyak Kecap,..
Kalau Tongseng Bebek, bumbunya tetap putih jadi sayuran Koll nya kelihatan putih seperti warna koll di capcay,..
Daging bebeknya sedikit tapi Jeroan ( irisan ati, ampla ) kelihatan banyak,.
Bau anyirnya masih samar samar tercium,.
Rasanya,..
MUANTAB,…
PUEDES dengan irisan cabe rawit kecil kecil,.
( bagi yang ga doyan pedes mending bilang, soalnya standar mbakyunya cabe rawit 3-5 buah ).
Setelah makan Sahur menunggu Waktu Shubuh terlontar rencana dadakan,
Dari pada pagi pagi sampai Kampung Embah, mending kita nyusur dulu ke Goa Jatijajar, kan Cuma dua puluh menitan,..
Setuju,..
Mobil aku arahkan ke Goa Jatijajar sampai disana masih sempat Sholat Shubuh,..
Menungu waktu buka loket aku rebahkan sejenak di bangku panjang kios makan Goa Jatijajar.
Zzzzzzzz,… ( sejenak )

Gua Jatijajar Jam 06.45 suara nyaring ayam kate, membangunkanku,..
Penumpangku rupanya masih lelap di bantalnya masing masing, satu orang anakkku yang kecil rupanya sudah bangun dan kekamar toilet,..
Dengan sedikit kejenuhan, berdua kami masuki Area Goa Jati Jajar tanpa karcis ( maaf pak sudah lama menunggu, disini jadi pengin masuk lihat lihat area ),..
Memasuki area wisata, melewai sungai yang masih banyak ibu ibu untuk mencuci baju dan kesibukan pemilik kios yang sebagian sudah mulai berdatangan, kami berdua keatas melewati jalan tangga,..
Area masih kelihatan kotor dengan sampah rerontokan daun kering semalam,..
Satu tanjakan tangga terlewati, terbaca penunjuk jalan
GUA JATIJAJAR ( kekiri )
GUA DEMPOK ( kekanan )
Karena Sedikit tau Gua Jatijajar masih lumayan jauh, dan hari masih pagi,..
Akhirnya kamin belok kanan untuk melihat GUA DEMPOK,..
Gua nya sendiri cenderung pendek, namun waktu aku kesitu agak berkesan karena masih pagi dan masih sepi banget, matahari belum kelihatan hanya warna abu abu perubahan gelap ke terang,..
Sebelum Memasuki Gua, aku lihat bangunan buatan seperti bentuk jendela buatan. Sedikit aneh timbul pertanyaan dihatiku
Pintu gua yang lumayan lebar aku masuki untuk melihat lihat bentuk bentuk bentuk bebatuan alam yang mempesona,..
Foto foto sejenak di relief relief alam,..
Kedalam sedikit belok kekiri,..
Aku agak gugup, disini kurasakan perasaan ke senyap an yang dalam,.
Aku terus langkahkan kaki ke ujungnya,..
Sesekali mengabadikan bentuk bentuk bebatuan yang begitu indah,..
Begitu indahnya,..lihatlah diantaranya persis seperti binatang purba ( harimau Raksasa ) yang ingin mencium kita,.
Atau kalau kita perhatikan bayangan disebelah kiriku,.. ana bentuk bentuk yang sedikit menyerupai ( penampakan ) kepala manusia,. Hmmm, lumayan serem jika diperhatiin,..
Sebentar saja aku nikmati keindahan gua dempok ini, karena nggak tega meninggalkan sebagian rombongan yang sedang lelap di mobil,…

Area Parkir Goa JatijajarJam.07.00 karena kondisi badan yang agak drop, karena kantuk , lemes terkena sinar matahari sementara loket baru dibuka jam 08.00an
Keputusan untuk rekreasi di Gua jati Jajar ditunda,...
Akhirnya mobil aku jalankan pulang, tapi tidak melewati jalan utama, aku arahkan ke jalan alternative melewati Jalan Pantai Selatan tembus Pantai Karang Bolong, ambil ke Pantai Lohgending dengan Jalan kampong yang begitu teduh di apit pepohonan perkampungan yang rimbun,..
Tak Lama terlihat Penunjuk Wisata “ GUA PETRUK 500 M “,.
Penasaran, aku belokkan kea rah Pintu gerbang Gua Petruk,,..
Sepi Belum ada sapa sapa,..
Warung jugan masih pada tutup,..
Aku beranikan sendiri turun turun untyuk cari informasi,..
Didalam aku temukan seseorang, aku cari informasi sebentar,..
Gua Petruk ini, masih alami,. Didalamnya kita melewati aliran aliran sungai,.. Gelap belum ada penerangan seperti Gua Jati Jajar,Lebih Besar dan Lebih Luas kedalamannya,.. Kita bisa nyusur sampai ujung nya dengan penerangan lampu senter accu / petromax,.. kalau mau nyusur mending dari pagi jangan siang siang,.
“ wach, saya lagi survey dulu aja, mampir,.. baru datang, tadi kepagian terus istirahat di Gua Jatijajar, sekarang mau pulang ke Kutoarjo, mau lewat belakang aja, sembari rekreasi,..
“ Jalannya liku liku dan nanjak lho mas, ati ati “,.
“ Iyha terima kasih, lain waktu boleh kan nyusur kedalam “ kataku sembari jabat tangan nya dan menanyakan namanya, terima kasih Mas Sahrul,..
Perjalanan aku lanjutkan melewati Pantai LOHGENDING Selain keunikan namanya, pantai ini juga menawarkan keindahan muara sungai Bodo. Muara sungai besar ini bisa kita jelajahi dengan mengendarai perahu-perahu nelayan yang dapat kita sewa. Bila uang kita pas-pasan, bisa juga ikut trip sederhana selama dua jam menyusuri sungai menuju bagian hulu.aku membayangkan indahnya untuk sore harinya disini. Aroma sunset dan pemandangan nelayan yang sedang menjala sangat kontras di pandangan mata. Lebih ke timur lagi kita bisa melihat pantai Pedalen. Pantai yang merupakan tempat berlabuh para nelayan dari laut selatan ini berada di 4 km dari pantai Lohgending. kita akan dibawa turun menuju lembah sempit berbentuk ceruk di pinggir laut. Kawasan berluas sampai tiga hektar ini dahulunya merupakan tempat gerilya pejuang Indonesia saat melawan kekuasaan penjajahan Jepang. Banyak sekali perahu perahu nelayan pagi ini. Mungkin karena tempat tersebut merupakan salah satu tempat pelelangan ikan terbesar yang ada di daerah. Sebentar mengikuti Jalan yang menanjak tinggi dan berliku , Kita sampai dipungun bukit, Dari sini lebih jelas lagi kemegahan panorama laut ,
Subhannallah,..
Segala Puji Hanya Bagi dan Milik MU Yha Robb,. Atas Sempurnanya CiptaanMu,.


Begitu Luasnya laut biru dengan garis garis putih pecahan riak gelombang, terhampar begitu luas dan megahnya, dihadapanku, dikesendirian kesadaran betapa kerdilnya Manusia, dihadapan keluasan alam dan Pencipta Nya. Namanya bukit Karang Duwur ,…….
Setelah menikmati keindahan sebentar mobil melanjutkan perjalanan masih melewat jalan yang sempit tanjakan dan tambah menanjak dengan liku liku yang mengagetkan,..
Akhirnya di Tanjakan berakhir dengan tikungan yang lumayan tajam, menuju pasar Karang bolong,..
Aku sedikit lega, karena jalanan sudah agak lebar dan datar, Pantai karang Bolong aku lewati,.. Lurus ke Pantai Petanahan,.. Lanjut Pantai Bocor,.. Nyusur Ke Utara ketemu Jalur lingkar selatan kebumen,.. ambil kanan Lurus,..
Jam 09.30 Aku masuki halaman rumah Orang Tua istriku, Embah Putri bagi anak anakku target Poelang Kampoeng dan Moedik Lebaran 1429 H ...

Desa yang masih Asri di pinggir persawahan yang  lumayan luas di desa Tegal Gondho Kutoarjo, dengan latar belakang gunung merapi di kejauhan sisi timur lautnya  dan gunung sumbing sindoro serta pegunungan Dieng di kejauhan sisi utara nya. sedang kan di sisi selatan adalah Rail Ways Jalur Utama Selatan Jakarta - Jogjakarta