Jumat, 11 September 2009

GEMPA 7.3 SR DI Ds SANCANG

Desa sancang terletak di belakang perkebunan pohon karet yang rapat dan ketinggiannya sudah mencapai sepuluh meter lebih,.
Sebelum masuk Tugu selamat datang, sekitar satu kilometer, disisi kiri jalan utama, kita kan menemukan tiga bongkah batu yang besar sebesar truk, terkesan tertata alami, ditengahnya ditumbuhi pohon beringin yang rimbun dan kira kira usianya sudah lebih dari umurku. Tiga bongkah batu besar ini sendiri terletak di punggungan bukit, kemungkinan dulu berada diatas bebukitan sebelum jalan ini di rombak menjadi jalan utama.
Bebatuan itu,… menurut penglihatanku,..
Berbentuk kepala harimau yang sedang duduk, mengaum dan membersihkan badanya dengan lidah, memandang dengan tatapan mata malasnya ,.Begitu wibawanya menampilkan kekraban selamat datang.
Tugu Selamat Datang desa sancang terletak ditengah perkebunan pohon karet yang lebat, disebelah kanan jalan utama pamengpeuk – Cipatujah
Memasuki tugu tersebut, kita juga langsung memasuki hutan karet yang teratur dan rapi,,
Sinar matahari bisa agak banyak menembus sampai dasar hutannya., begitu rapatnya tanaman karet sehingga dahannya yang diatas saling berkaitan dan saling overlaping antara pohon satu dan satunya.
Udara benar benar segar pagi ini, disini,. Beberapa burung kecilpun terdengar nyaring memekik melengking,...
Aku terdiam ikut merasakan aura dan getaran alam yang begitu damainya.
” Kumaha kalau pulang kesini sampainya malam ” tiba tiba temanku memecah kesunyaian
” euy,.. makanya ga ada angkutan malam, paling nginep dipamengpeuk dulu ” jawabnya
” kalau udah terlanjur ” tanyanya lagi ”
Aku tak mengikuti obrolan yang sepotong sepotong itu, aku terdiam aku hanya membayangkan jika berjalan sendiri, betapa pekat dan horor nya malam disini, yhaaa,.. aku merasakan ada perasaan aneh ditengah hutan ini, tidak seperti perasaan saat aku jelajahi sekian banyak hutan saat muncak ataupun sekedar trekking napak tilas.
Yhaa,.. perasaan yang sepertinya memaksa aku untuk menunduk, perasaan dominasi aneh yang memaksa aku harus diam hanya menyaksikan perjalanan menembus hutan karet ini.
Yhaaaa,..... tidak nampak ada kehidupan selain, rimbunnya pohon karet yang sudah mulai meranggas rontok membawa kesan kotor ,....
Semakin Horor aku membayangkan saat kulihat disisi kiri agak kejauhan, terlihat seorang nenek nenek membungkuk mencari sesuatu,..
Kukikuti dengan mataku kegiatan itu, sampai mobil memasuki belokan meninggalkan hutan karet ini,.
Begitu masuk kulihat subuah rumah yang atasnya porak poranda tanpa atap dan kayunya,.
” Ini kampung abdi ” Kata temanku memcah lamunanku
” banyak juga yang kena musibah yach kang ” sambutku,.
” bentar lagi, agak kebawah kalau mau liat ”,..
Beberapa rumah yang atapnya rusak karena Gempa 7.3 SR , menjadi pandangan utama menuju titik dimana kami akan singgah,..
Desa Sancang Rt 01 / 03 ,
Kami langsung disambut bapak Endang Suparman, sesepuh di lokalan area tersebut, kulihat sepintas disebelah rumahnya ,di halaman yang lumayan sempit berdiri satu buah tenda bantuan Depsos ukuran tenda peleton 6 X 10 meteran.
” mangga,.. mangga,.... wach jauh yha neng ” , sapanya ramah sembari menebar senyum sepuh nya.
” lumayan pak,.semalam perjalan cukup melelahkan, bagus supir nya jagoan bah,.. ” balasku sembari mengulurkan tangan untuk menjabat tangan nya yang kekar,.
Pak Endang Suparman, lelaki yang tinggi tegap diusianya yang sudah sepuh, ramah dan wellcome banget menyambut kedatangan kami.
Perbincangan masih seputaran basi basi dan perkenalan ditambah sedikit cerita yang berbau misteri saat gempa terjadi ( maaf ini bukan untuk konsumsi publik ),
Kami pun, di sarankan untuk bersitirahat dulu,.
Silahkan memilih,..
Tenda utama,...
Tenda kecil,..
Rumahnya,..
Alhamdulillah, ada seorang yang mengunakan seragam PNS datang dan menawarkan rumahnya yang siang ini kosong untuk kami jadikan tempat beristirahat,..
Terima kasih Pak , semoga kebaikan bapak dibalas Alloh SWT dan menjadi nilai ibadah disisi bapak,.
Rumah yang dinding nya tertutup keramik biru degan teras dan halaman yang lumayan, menghadap ke arah angin laut,.
Kami singah disini, sembari berencana,..
Sunyinya lingkungan, ditambah tiupan angin dingin pagi yang hanya mampu menggoyangkan korden sedikit,. Juga kondisi kami yang lumayan lelah begadang semalaman,. Mendorong kami untuk rebah,.. pulas satu persatu, melupakan pintu yang masih menganga lebar,...
Zzzzzzzzzzzzzz,.....
Zzzzzzzzzzzzz,.........

” Kok,.. bangun kok,.. Sholat Dzuhur ” Temanku membangunkan ku
Kulihat arlojiku,..
Haaahhh,.. Jam 13.15,.
kulihat masih ada temanku yang masih rebah, kelelahan,..
Cepat kuambil air wudhu, dan mendirikan Sholat Dzuhur,
Berdo’a dan memohon Ampunan dan kemudahan perjalanan ini, memohon diberikan kesabaran kepada yang mengalami musibah,. Memohon semoga barang yang kami bawa bisa bermanfaat bagi warga disini,.

Semangat kembali kurasakan,
” kayaknya rencana semula, ngga bisa terlaksana nich pak Untung ” kataku memecah kekakuan suasana.
Yha rencana perjalanan pulang kami tadinya sekitar jam dua an, namun melihat situasi inii kayaknya molor, mana barang belum diserahkan, belum ambil dokumentasi untuk laporan, ditambah ada Baksos periksa kesehatan di tenda utama katanya,.
Pemetaan perjalanan dan estimasi waktu juga kondisi, aku usulkan kepada temanku Ain yang punya jatah mengemudi mobil disaat akhir,..
Oke,.. kamu tidur dulu,. Aku ambil jalur rata, lewat selatan aja,.. tembus Pangandaran, kalau kita berangkat jam tigaan, Insya Alloh , buka puasa kita dipangandaran,.
” Pangandaran,... emang gak jauh,. ” sangah seseorang
” lumayan jauh, tapi jalannya lumayan tidak membutuhkan konsentarasi, Cuma lurus,..” Jawabku Pula,.
” Terserah ”.. katanya pula

Keputusan aku ambil, maksimal jam tigaan kita harus keluar dari desa Sancang, mengejar Sholat Ashar di Cipatujah dan Magrib di Pangandaran,..

Kamipun , tinggalkan rumah biru asri yang telah memberikan kenyaman bagi kamim pagi dan siang ini.

Ditenda peleton, akhirnya kami serahkan titipan kawan kawanku untuk beliau dan warga sekitar,.
” Bapak Endang, maaf niatan kami kesini adalah untuk bersilaturahmi menengok kawan kami yang kena musibah, dan kami juga ada amanah dari teman teman yang Alhamdulillah mereka semua telah menitipkan uang pada kami untuk diserahkan ke pada pak endang faried yang rumahnya roboh akibat gempa kemarin,..
Kami juga membawakan oleh oleh buat anak anak disini, semoga mereka bisa terhibur, demikian juga untuk warga yang mengungsi di area ini, Ada barang yang sedikit untuk meringankan menutupi kebutuhan, Kami semua disana Ikhlas mengumpulkan pak,.. semoga bapak juga bisa menerima semua ini dengan keihklasan bapak juga ”
” Alhamdulillah, semoga keikhlasan bapak yang sudah mengantarkan kesini, dan juga teman teman disana tetap diberikan keberkahan dan kelebihan oleh Alloh SWT, Diampuni dosa dosanya, dimurahkan rezekinya, Sukses dalam bekerja dan dalam keluarga,.. Semoga keberkahan dilimpahkan bagi perusahaan bapak semua, kami terima juga dengan keikhlasan bawaan bapak semua,. ”
” InsyaAlloh pak,.. ammiin ”
Plongggg,.. Legaaa,.......Tuntas sudah amanah untuk mengantarkan bantuan peduli gempa ke Desa Sancang yang lumayan jauh, teringat sejenak kawan kawanku yang saat ini beraktifitas dikantor,..
.Ada perasaan yang menyentak  ,  perasaan haru yang menyelinap kedalam dihatiku saat kutatap sepintas mata sepuh itu berkaca,..
Sesuatu yang kurindukan menyesakkan dadaku, saat kutatap dalam mata sepuh itu,.. matanya  yang rimbang, yang memancarkan beningnya hati dan ketulusan

ingin nya aku bersimpuh dan memeluknya,..

Yha Robbana semoga engkau berikan ketabahan dan kesabaran bagi lelaki sepuh yang perkasa ini,..
Ampunkan dosa dan kekhilafannya,. Tuntunlah dalam perjalanan kembali menghadap MU  nanti,..
,...........
.............
Jumat, 11 sept 2009,
Saat keharuan itu, terlintas jelas di Subuhku.

fotonya ada di :
http://www.picasaweb.google.com/lengking234/PEDULIBENCANAALAM#

Tidak ada komentar: