Senin, 19 Januari 2009

PLAN 2009 ( IKUT JEJAK ADV ) SUMMIT KERINCI

Semangat mendaki ku terpompa,..

Pagi ini jam 06.15 aku ambil sepeda APACHE ku,.. ku kayuh untuk persiapan fisik ,..
Berharap bisa summit ke Kerinci 3805 mdpl,..
16 - 23 Mei 2009,.. ikut acara JEJAK
mohon Do'a nya yha temans

Sabtu, 10 Januari 2009

10.000 BC


Malam ini aku di tinggal tidur temanku yang sepertinya kelelahan setelah melakukan perjalan dan aktifitas nya siang tadi, namun ngantuk belum singgah di mataku,.. iseng aku coba on dvd ku,.. ku ambil film 10.000 BC, dvd yang aku beli tadi siang di Halaman Masjid setelah Sholat Jumat,… liat cover nya, nggak bgitu tertarik lah,.. warna hijau pudar dengan gambar singa gurun dengan khas taring nya didepan seorang pemburu dg tombak nya khas,…

Sekian waktu berputar nyatanya dugaanku salah, film didepan begitu enak di nikmati menjadikan mata minusku tambah melotot,… Ceritapun dimulai suku Yagahl, sekelompok suku yang terasing dibalik dataran tinggi pegunungan dengan segala ke primitif nya, jelas tergambar bagaimana menjalani hidup dengan berjuang mengandalkan alam, ditengah badai dan gerombolan mannan (mamooth purba ) yang segede alaihim,… cck cck,. Dimana yha ngambil lokasi sekeren itu,… pe aku ga ngikuti jalan critanya, tau tau ada seorang anak perempuan bermata biru menjadi topiknya,. Evolet (Camilla Belle) menjadi idola bagi pemuda suku tsb, D’Leh (Steven Strait) serta para pemuda lainnya. film berputar,.. terus,... terus,... sampai akhirnya dengan kekuatan cinta mereka berdua, mereka bertemu setelah melewati berbagai keganasan medan dan keserakahan orang2 yang mengaku dewa,...enddingnya mereka berdua akhirnya dijadikan leader bagi suku tersebut,.. memunculkan kehidupan baru,.. beranak pianak dan bercucu cucu

Senin, 05 Januari 2009

Badai sindoro -sumbing yang menggulung kami

Hari ini, aku terserang ngantuk berat dikantor,..
Buat penyemangat aku buka millis PANGRANGO, Komunitas Pendaki Gunung,..
Thanks yang tak tersampaikan buat yang punya capter telah berbagi cerita,..

Padahal hari itu aku ada niatan untuk manjat ke situ,..
Namun karena tg jawab yg diberikan kerjaanku,..
Liburan akhir tahun yang panjang ini,..
Aku dipaksa bolak balik kantor untuk POSKO, dan meniadakan rencana liburan pribadi,…
Sedddihhhh

Subject: [Pendaki] OOt : Capter Sindoro sumbing
Dari millis yang aku ikuti,..

Badai sindoro -sumbing yang menggulung kami

Day 1 jam 16.00 25 des 2008

Ketika hari sudah menginjak sore dan tim pun sudah lengkap jadilah satu tim
kecil ini ditambah aris dan ipul yang menyusul kami.pergerakan segera
dimulai, awan pekat dan air hujan sudah turun sejak tadi pagi tidak
menghalangi langkah kami meninggalkan base camp stikpala yg ditunggu sama
mas yas..berdoa sebelum memulai pendakian dan meninggalkan basecamp itu.

Perlahan kami meninggalkan jalan berbatu dan sampai diujung desa dan memulai
memasuki ladang penduduk yang licin dan terjal, deru nafas dan langkah kami
sesekali terhenti ketika hujan semakin deras, rasanya pengen mengurungan
niat untuk mendaki gunung ini ..hanya berhenti dan diam ketika aris mulai
menyemangatiku " ayo mba tanjakannya ga keliatan kaliangan kabut ." Cuma
mesem kecut dan hhmmmmm sial kali ini fisik gue ga semampu hari-hari
lalu.kucoba bersabar dan menikmati pekatnya kabut sumbing, benar kata aris
semakin pekat kabut yg menyelimuti semakin tidak keliatan jalur yg terjal
nan licin itu. sampai akhirnya pos bosweisen sekaligus pintu rimba untuk
jalur baru gunung ini.

Pos Bosweisen

Assalamualaikum, ku ucap dalah hati saat aku pertama kali menginjakkan kaki
di pintu rimba ini, belukar juga pinus yg tinggi serta pos yg kecil segera
menyambut kami dikala magrib segera tiba, kami beristirahat sejenak dan
minum untuk menghilangkan rasa haus yg teramat sangat, kiranya aku mengalami
dehidrasi selepas meninggalkan base camp. Sudah satu botol aqua aku teguk
sendiri ( map men ...unta menjelma ) dalam keheningan saat kami istirahat
hanya rintik hujan yg menemani kami sepanjang perjalanan, ku membuka
sunyinya sore itu " jam berapa sekarang .?? " hmmmmm. jam 05.30 aku sendiri
yg menjawab dari camera yg aku pegang,sebaiknya kita lanjut sebelum magrib
tiba dan mudah2an pos 2 bisa kita capai selepas magrib. Kami melanjutan
kembali perjalanan dengan raincoat tetap melekat di badan kami juga ponco yg
ada di aris juga ipul...perlahan- lahan kami melewati kedung ( sungai kecil
yg melintang diatas pos 1 menuju pos 2 jalur baru.hanya berhenti beberapa
detik dan melanjutkan kembali setelah berpapasan 5 atau 6 pendaki yang
melintas turun.

Kami masih tetap berjalan hari sudah mulai gelap di dukung hujan yg semakin
deras, mungkin di bawah sana sudah magrib, ku coba tawarkan untuk
beristirahat sejenak dijalur, tapi kondisi ga memunkinkan dan jalurpun
sedikit terjal dan licin, kami hanya berhenti beberapa detik untuk mengambil
nafas dan kembali melanjutkan perjalanan.

Tim sebelumnya belum pernah mencoba jalur ini hanya aris yang udah dan
berjalan dipaling depan, ku coba tanyakan apakah pos 2 sudah dekat atau
masih jauh, sementara hari sudah gelap dan kamipun berhenti sesaat mengambil
headlamp masing2 untuk segera di gunakan, kami masih berjalan beriringan
tanpa senter sampai akhirnya aku pake headlamp karena kepalaku sudah mulai
buyar ga bisa melihat sekelililing. " masih jauh gar is pos 2 ? " keknya dah
deket mba setelah melewati jalan datar sahut aris didepan " ok .ok nanti
kita istirahat dipos 2 dan makan dulu sebelum melanjutkan sampai di watu
kotak " .." Iya kita dah mulai laper niy .seru asep diujung belakang ". Kami
melanjutkan perjalanan sementara hujan semakin deras dan angin berdesis dari
kiri kanan jalur, ku berharap ini tak akan lebih parah seperti yang aku
pikirkan ( badai dan hujan ) aahhhh .ku hempaskan pikiran ini jauh2 ku coba
menikmati perjalanan yg sepi ini bersama patner dan rekan2ku ini. Cuaca
semakin pekat dan hujan turun deras juga angin kencang, aris yg ada
didepankamipun tak Nampak kabut sudah turun dan sudah bukan semilir lagi
agin yg menerpa kami tapi guncangan angin yang mengepak-ngepakkan ponco
ipul, klepak- klepak dan deru angin kencang ini membuat aku khawatir, ..."
risss.!! Jaga jarak aku ketiggalan jauh niy baiknya kita merapat hari juga
sudah gelap ..." " iya mba tan ...siap ..sang mentor sigap dengan permintaan
aku.

Dalam perjalanan kami merundingkan bagaimana perjalanan kita malam ini,
kondisi kami masih fit tapi cuaca sepertinya sudah tidak memungkinan kami
memaksakan diri untuk ke target sampai di watu kotak, kami berniat ingin
beristirahat dijalur yang datar dan rimbun dengan pohon besar niatnya kami
mau makan dan beristirahat, setidaknya kami cepat mencapai pos 2, kami
sempet bingung apakah pos 2 sudah telewat atau masih jauh karena sepanjang
jalan kami menemukan beberapa cabang dan jalur gelap, kami meyakinkan diri
kami masing-masing kalo semuanya akan baik-baik saja, sesaat aris menemukan
tempat yg datar dan niat kami sudah bulat ntuk istirahat disana tapi niat
itu urung ketika kami melihat dikejauhan terang temaram dari sela- sela
pohon. Serentak kami beristiraht dan tertuju pada cahaya itu, rupanya
dikejauhan itu sepertinya ada yang camp .kami putuskan untuk mendekat
dan....YESS ...kita sampai di pos 2 dengan 3 tenda bergerombol disana,
alhamdulilah kami ada teman disini.

Pos 2 jam 20.00

Assalamulikum, hhhmmm.lafuma kuning sepertinya kami mengenali siapa yg punya
tenda ini, semuanya cowo dan ternyata benar alam -cs dan beserta 4 kawannya,
juga temen dari depok disebelahnya dan 2 cowo dari bekasi yg mendahului kami
4 jam yg lalu waktu dari base camp." Bro .numpang istirahat disini yah ..."
Ucap asep samberi nyamperin lafuma kuning itu, ku tanggalkan ranselku yang
dari tadi blm turun.segera di susul airs juga ipul, niatnya kami hanya ingin
beristirahat tapi hujan dan angin yg berderu membuat kami patah arang
ditambah informasi kalo diatas badai besar. Hhmmmmm.. Gimana pul, ris kita
camp disini or ..? Belum jelas ucapan itu selesai ipul segera memotongnya "
iya camp sini aja, akupun juga mengganguk tanpa membantah. Sepertinya ini
yang terbaik malam ini buat kami. Setelah 2 tenda terpasang seadanya tapi
save kami menghangatkan badan dan bercakap dengan tetangga baru kami,
sepertinya mereka akan summit nanti jam 01.00 dini hari. Kamipun berniat
bareng sekalian dini hari nanti setelah kami membuat minum hangat dan makan
kami segera membungkus diri dan lelap dalam tenda masing-masing.

Dini hari jam 01.00

Alarm yg dipasang roni berbunyi nyaring, aku mendegar jelas sementara deru
angin di atas terdengar kencang sekali, mungkin diatas badai sedang berlalu
..hmmmmm.. bentar ah, mereka belum juga bangun lagipula rasanya baru
beberapa jam lalu kami terlepap. Kembali alarm itu berbunyi dan tenda
sebelahpun berisik satu persatu bangun dan " sep ..jadi summit ga ? teriak
alam dari tenda sebelah sementara asep estafet ke tenda ipul dan aris yang
tepat di depan tenda kami, pul, ris .jadi summit ga ? hanya jawaban singkat
yg terdegar dari tenda sebelah " iya .." Ya elah iya doing tapi ternyata ga
keluar2 dari tenda, aku bangun dan membuka tenda ...melihat sekeliling
ternyata langit cerah dan bintangpun bertaburan menghiasi indahnya langit
malam ini, angin masih menderu- diatas pepohonan dan menggoyangkan semua
ranting ..camp itu masih tetap sunyi ... perlahan kami masak air dan minum
kopi agar mata ini full power dan siap untuk summit, sementara tenda alam
masih sibuk berbenah dan masak indomie ( busyet makan dulu tapi gpp
kebiasaan orang kan lain-lain ) setelah semuanya siap dan lengkap dengan
persiapan masing-masing kami meninggalkan camp itu dan hanya 3 temen dari
depok yang tetap bertahan di pos ini, kami titipkan tenda kami dan kami
meninggalkan camp itu.

Jam 02.30 summit attack

Dari jadwal semula jam 01.00 hingga sampai jam 02.30 waktu kami yang
hilang, untuk summit dari pos 2 hingga puncak dalam kondisi normal minimal 4
jam dilihat dari track dan jarak tempuhnya, kami memang telat tapi itu bukan
menjadi masalah untuk tetap sampai di puncak. Kami meniti langkah pelan
pelan setidaknya tanpa beban membuat kami lebih irit tenaga, sesampai di in
memoriam tri antono kami istirahat sejenak mendoakan arwah yang telah
menyatu dengan alam ini. Kami pun kagum dari tempat ini kami melihat suasana
kota di bawah indah sekali ..hhhhmmmmmm " bagus bgt tuh dibawah " sambil
melanjutkan perjalanan kami meninggalkan tempat itu menuju pos krendengan
yang menurut kertas yg kubawa tidak jaluh lagi.

Pos Kredengan jam 03.30

Menuju pos krendegan ini jalur terbuka lebar di kanan kiri hanya jurang yg
mengganga dalam dan ilalang2 kering yang tubuh di sekitar bibir jurang ini,
angin kencang dan embun mulai menetes dan melembabkan raincoat kami, rupanya
badai mulai lagi .kami perpendek langkah dan merapat dengan tim yg malam ini
summit ..kembali berjalan dan terpaan angin semakin kencang, sampai -sampai
kami tidak bisa berjalan normal kami merjalan miring terbawa angin yang
menghempas langkah kami, kadang merunduk kadang membungkuk menghindari angin
yg lewat di depan kami dikala kami persis di samping jurang yg terbuka itu,
perjalanan sangat lambat dengan kondisi ini, aris yg jauh di depan menunggu
kami yg tercecer dibelakang, sesekali teriakan break dari ujung belakang
terhenti si tri dan ded yg kakinya ketarik tertinggal jauh, kami menunggu
dan berteduh di ceruk-ceruk di jalur ini, beristirahat sejenak sebelum badan
ini dingin oleh terpaan angin duduk yang semakin kencang, kami melanjutkan
perjalanan ini.

Kembali kami melanjutkan perjalanan ini menuju persimpangan dari jalur baru
dan jalur lama bertemu yaitu pos pestan ( pasar setan ) dari namanya
sepertinya mengandung unsure magis yg kental tapi aku tak perduli dengan ini
semua, bismillah aku ucap menuju pos ini semoga tuhan selalu melindungi
kami.langkah demi langkah kami berjalan, aku sedikit terkejut melihat di
atas bukit itu ada sepasang mata yang mengawasi gerak gerik kami ...aku
mencoba menepis halusinasi yg timbul mungkin terpegaruh dengan nama pestan
itu, aku tertunduk dan berjalan seperti sebelumnya tapi aku tetap tidak
bisa, kembali aku menatap sepasang mata yg ada di atas bukit itu, aku yakin
itu arahnya pestan, ku coba beranikan diri menyorotnya dengan headlamp yg
melekat dikepalaku, masih tetap diam di situ..hhmmmm. mungkin itu pendaki yg
beristirahat dipestan. Tapi segera kutarik kembali anganku ini, setahu aku
hanya ada kami ber 13 yg ada digunung ini dan 3 tertinggal dicamp 2, apa
mungkin dari jalur lama ada yg mendaki ? hhhmmmm pikiranku semakin buyar dan
akupun ga sanggup menahan penasaran ini ku coba alihkan ke asep yg ada
dibelakangku " sep ...coba lo liat arah jam 23.00 lo di sana masa ada
pendaki 2 orang berhenti mungkin ga siy ? " itu pestan kan didepan .. "
masih aku mengurai nya. Asep segera mengamati dan dia melihatnya , iya tan
..tapi bukan pendaki " HAH ... emang itu apa sep ? dengan singkat dia
bilang harimau hhhhmmmmm... waduh gimana dunk .gue takut niy , gpp tarjuga
pergi ". Sambil tetap berjalan aku masih kepikiran masa harimau, masa
pendaki jangan.jangan ..ah ngga ..taulah. sementara kami berjalan asep
bercakap dengan ipul, menujuk satu pasang mata yg masih terlihat dan makin
dekat, ipulpun hanya iya..iya gue juga liat.

Kami berjalan dan hingga akhirnya kami sampai di persimpangan itu, pestan
yang dari kejaluhan tadi ada sepasang mata tapi ketika kami samapai disana
tak ada sesuatu apapun kecuali angin, hujan dan pepohonan ...hhhmmmmm kemana
sosok itu tadi .??? Entahlah kami hnaya beberapa menit istirahatdan
melanjutkan ke pasar watu dan melipir hingga sampai watu kotak.

Pasar watu jam 04.00

Kami tiba di pos yg benar2 terbuka dan hanya batu batu besar berserakan di
sekitar jalur ini, mungkin ini sebabnya pos ini dinamakan pasar watu, memang
banyak sekali batu dijalur ini ,sambil menunggu temen yg masih
dibelakangkami berteduh diantara tumpukan2 batu itu dari angin dan sebungkus
permen sugus mampir ditanganku. Oh enak sekali seger ..hhmmm kami
beristirahat agak lama aku tertidur beberapa menit sebelum kami melanjutkan
ke watu kotak yang menurut informasi dari pos ini sekitar 30 menit lagi.

WAtu kotak jam 04.30

Meninggalkan pasar watu dan sedikit menanjak kami kembali melangkah
perlahan-lahan, kali ini aku beruntung, melihat bintang besar jatuh dan
hilang di sela -sela bebatuan di tepi jurang itu .aku hanya
mengaguminya. ..besyukur dan girang. Setelah menghabiskan tanjakan itu kami
melipir ke dinding batu ke sebelah timur melewati lereng dan jurang yang
sangat tipis, hanya jalan yang sedikit licin dan sempit kami berhasil
melipir... beruntung jalur itu sedikit menurun, sebelum kembali menanjak dan
bertemu batu di tengah jalur yang menjuang tinggi sekitar 4 -5 meter. Itu yg
dinamakan watu kotak... setibanya di dinding watu kotak itu gurat-gurat emas
sudah terihat dibalik bukit sebelah timur dan lampu kota terlihat sangat
indah, kami sejenak beristirahat dan mengambil beberapa foto sunrise yg
terhalang, target sunrise pun akhirnya gagal kami dapatkan kami kembali
berjalan sesampainya di tempat yg datar dan batu-batu ini sebagai pelindung
kami, menunggu aris sholat subuh kami makan biscuit juga minum dan akhirnya
kami tertidur 30 lamanya.

Jam 5 kami terbangun dan kembali melanjutkan perjalanan dan baru bebrapa
menit kami terdiam dan beristirahat berjejer layaknya anak kecil sedang
bermain kereta memanjang kebelakang dan kembali tertidur, aku bener bener
leleh, sebelum di bangunkan sama aris .." Mba.mba bangun kita jalan lagi yuk
..." he eh yuk ga kelamaan kasihan aris nunggunya kami segera meninggalkan
tempat itu. kembali kami berjalan dan semakin menanjak menuju tanah putih
yang semakin terjal dan licin.

Tanah Putih Jam 05.30

Meniti jalur ini mungkin jalur terberat sepanjang dari pos 2 sebelumya,
selain bau belerang yg ada di sekitar jalur juga tanah putih kekuningan yg
sedikit licin, kami tertatih-tatah selama 45 menit sebelum kami sampai di
persimpangan puncak buntu dan puncak tertinggi gunung ini, kami berhenti
sejenak kabut kembali pekat dan matahari tidak Nampak di pagi itu, kami
kembali menyusuri jalur yg datar kearah barat dan sedikit menurun sebelum
kami memanjat dinding batu dan akhirnya kami sampai di puncak .

Day 2 26 des 08 Top of the mount jam 06.30

Setelah melewati perjalanan panjang dan berat akhirnya kami sampai dipuncak
gunung ini, walaupun kami tidak mendapat sunrise setidaknya kami sampai
dibagian tertinggi gunung ini, berjabat dan sujud syukur temen -temen
akhirnya kami berfoto dan membuka bekel yg kami bawa memnbuat kopi dipuncak
terasa nikmat sekali dtemani susu dan roti tawar nyam ..nyam..sekitar satu
jam kami berada dipuncak itu dan menggelilingi sekitarnya kami melihat jaur
yg menurun kearah segoro wedi yg 4 tahun silam pernah aku lewati,ku tunjuk
kan sama asep ipul juga aris..tapi saat itu asep melihat tanda puncak ke
masih menuju ke sebelah barat , berarti masih ada lagi puncak yg lebih
tinggi, jalan sedikit menurun dan kembali memanjat batu dan melipir, rupanya
ini lebih tinggi dari puncak sebelumnya, kami berteriak menyerukan kalo di
ujung ini masih ada puncak, kami mendaki perlalahn2 dan melipir dan akhirnya
kami menemukan puncak tertingginya, disana ada satu bentuk makan dari batu,
ku kira ini makan, tapi makam siapa, yg kutahu makam kyai ageng mamgkukuhan
ada di dasar kawah di area segoro wedi, di dekat batu besar itu, lantas ini
makam siapa atau hanya trianggulasi dibentuk seperti nisan ? untuk mencari
jawaban nya ku foto dan ku tanyakan sama mas yas nanti sesampai dibase camp.
Dan ternyata itu bukan makam hanya orang iseng yg bikin, setelah dijelasin
sama mas yas dibase camp sepulang dari puncak.

Lama kami berada dipuncak hamper 2 jam dan matahari tidak Nampak, kuputuskan
kembali ke camp barangkali temen yg dari depok pengen turun dan tenda tidak
ada yg menunggu kami khawatir.

Jam 08.30 puncak -pos 2

4jam kami berlalu meninggalkan puncak itu disertai badai dan hujan deras
kami gontai dan perlahan menuruni jalur yang semalam kami lewati dan
ternyata bener2 terbuka dan licin iu, jalan mirinpun kembali kami lakukan
karena tertimpa angin kencang dan sampai di camp site jam 12.30 benar
dugaaan kami, terlalu lama kami meninggalkan camp itu, temen kami sudah
menggulung tendanya dan meninggalkan camp kami yg masih tetap berdiri, kami
mengecek semua perlengkapan dan Alhamdulillah tak ada yg kurang satu apapun,
tadinya kami curiga dengan penebang pohon yang ada di atas camp kami
jangan-nangan camp kami porak poranda, tapi kekhawatiran itu hilang seketika
ketika kami tidak menemukan barang-barang yang hilang. Kami ber4 sampai
terlebih dahulu kutingalkan aris dan ipul juga yg lain, aku menjaga tenda
seorang diri sementara asep alam dan ade mengambil air di belakang pos 2
untuk masak .sebelum semuanya berkumpul, dan lengkap 10 orang utuh.niatnya
aku pengen tidur tapi niat itu urung ketika melihat bahan sub dan dendeng
masih utuh di ujung tenda ku, ku bersihkan bersama aris dan ipul akhirnya
kami selesai memasak sub menggoreng dendeng dan bikin roti bakar, kami makan
siang tanpa nasi, lupa ga bawa beras ..kami makan roti dan sub juga dendeng
menu ala aris ( lo kan yg makan itu ris ) setelah semuanya istirahat kami
beres-beres dan segera turun ke base camp, aris meninggalkan kami 1 jam
lebih awal karena aka nada pemilihan orang jelek di gunung slamet, kami
menyusulnya 1 jam berikutnya dan dan kami berjalan santai hingga kami
menemukan pos boswesen yang kemarin kami lewati, kami beristirahat sejenak
dan kembali ke base camp dan beristirahat di sana.

Menginap semalam dan kami tertidur lelap juga nyaman, hujan deraspun tidak
kami hiraukan, menunggu esok hari dan segera melanjutkan ke tambi untuk
memulai mendaki sinoro dari lereng sebelah selatan.

Day 3 27 des 08 base camp garung - kebun the tambi wonosobo

Hari ketiga ini kami bergerak menuju gunung sindoro, setelah istirahat
semalam di base camp kembali menyegarkan badan kami, walaupun hanya 70
persen fisik kami masih fit tapi tekat kami tetap bulat untuk melanjutkan
summit berikutnya,beruntun g cuaca pagi itu panas, jadikami bisa menjemur
raincoat dan sepatu untuk kami pakai ke sindoro nanti, setelah sarapan dan
pamit juga packing kami meninggalkan base camp yg bersih itu, alam cs
rencana naik dari kledung yg ga jauh dari base camp ini sementara kami
bertiga tanpa aris kami mulai mendaki dari tambi, dengan jalur yg lebih
singkat tapi kami semua belum pernah melewati, hanya baca buku dan sms nya
mb jenny tentang pos-pos dan jalur singkatnya. Kami tetap semangat dan
segera meninggalkan base camp dan 3 jam berlalu kami sudah sampai di
pertigaan kebun the tambi, suasana di lerang ini sangat berbeda, cuaca
sangat dingin dan terlihat sepi... kami diturunkan pas di pertigaan kebun
the yg berbatasan dengan jalan raya itu, kami melihat sekelling dan tetap
sepi, tak ada seorangpun yg lewat di pertigaan ini, kami mulai beroda tepat
jam 12.00 dan segera memulai meninggalkan pertigaan ini, dalam perjalanan
kami bingung harus melewati mana kami melintasi kebun the ini, sementar
infrmasi yg kami dapat kami bisa naik ojek sampai di pos 1 sikatok, tapi
kami rupanya tak beruntung mas ojeknya tidak mau mengantar kami sampai atas,
kami masih menduga-duga dikala ada pertigaan di kebun itu mana yg harus kami
lalui, dalam kebuntuan itu akhirnya ada pekerja kebun yg lewat dan kami
menanyakan jalur kemana kami mendaki gunung ini, setalah mendapat petunjuk
kami mengkuti hingga kami bertemu pos 1, I jam berlalu kami berkutat sama
kebun the yang hijau dan mendekati pos satu banyak sekali pemetik the yang
ada siang itu, kami berhenti beberapa kali menikmati pemandangan yang indah
ini, sesekali kami berfoto dan kembali beristirahat dikala terik mulai
meninggi, ahlamdulillah cuaca kali ini lebih bersahabat dibandingkan 2 hari
kemarin, kami berjalan perlahan tanpa target yang jelas, kami mengikuti
jalur yang ada dan sesekali bertanya ketika ada keraguan dan mendapati orang
yang berpapasan.

Sampai mentok dijung jalan kami bingung harus kemana kami memulai menapaki
punggungan itu, beuntung kami menumukan petani yang sedang berkupul dan
kamipun bertanya harus kemana untuk membelah punggungan ini, ahkhrnya kami
melewati tanaman the ini sebelum menemukan jalur setapak diantara petakan
kebun ini, sedikit ke timur dan menurun dan mennajak, akhirnya kami sampai
di di punggungan yang hanya muat satu tenda dan ada pohon cemara yang besar,
jam 13.30 mungin ini yang disebut pos 2 . aku mau makan dan ditemani asep
juga ipul aku makan sendiri dan setelah selesai kami kembali membelah
punggungan yang terbuka itu, tak ada pohon besar selain ilalang dan
perdu-perdu kecil juga edelweiss yang ada disela sela ilallang dan terlihat
cantik sekali, puncakpun terlihat jelas dan dekat sekali, kami meliuk -liuk
mengikuti jalur yang ada sebelum akhirnya kami keujanan di punggungan ini,
ku berharap agar tidak terjadi badai seperti halnya di gunung sumbing,
alangkah sengsaranya kami andai badai itu datang sementara kami melewati
punggungan yang benar-benar terbuka ...30 menit kami berjalan kami sampai di
gubuk kecil yg sudah rusak, disamping pohon besar, kami beristirahat 30
menit sebelum kami melanjutkan kembali perjalanan, jam berapa sep " aku
bertanya jam 15.30 " lama juga yah kita beristirahat yuk kita lanjut lagi
biar ga kemaleman, kami kebali berjalan dan bertemu 3 pendaki yg turun, kami
bercakap beberapa saat, bertanya Tanya dan melanjutkan perjalanan. Kami
semakin jauh meninggalkan pos 3 dan semakin lama semakin kecil, perhtian
kami tertuju pada satu bendera putuh mendekati puncak, kami berpikir bahwa
itu adalah jalur yang benar kami berjalan dan menuju bendera itu, 1.5 jam
berlalu kami sampai persis dibawah bendera itu dan melihat sekeliling dan
ternyata blank ...waduh, rupanya kami salah jalan , kala itu hujan gerimis
berubah menjadi deras dan awan pekat menutup jalur juga puncak, melihat ke
bawah juga hanya ada awan putih, rupanyakami nyasar ...

Tersesat dan badai

Dalam kehakwatiran dalam waktu yang sudah gelapaku sedikit khawatir,
raincoat aku sudah menembus pakain yang melekat di badanku sementara bedera
putih itu adalah jalur penebang kayu, sementara jalur yang benar aku ga tahu
..aku khawatir dengan keadaan ipul yang ada dibelakangku terlihat sudah
kedinginan dan pucat, asep yang di depan membelah jalur dan mencoba
menyebrangi pungunggunan keci itu, titik orientasiku ada pada sanggahan batu
besar yang aku denger dari anak jogja waktu dibase camp, bahwa nanti
mendekati alun-alun akan sedikit memanjat juga melipir di dinding itu, dan
aku ingat betul dinding batu itu ada disebelah barat, sementara kami berada
jauh di timur, asep menyuruh kami menunggu nya, kami ga bisa diam dalam
kondisi ini kami harus tetap bergerak agar rasa dingin ini tidak mengerogoti
kami, ku ikuti langkah asep perlahan, juga ipul yg jauh di belakangku, aku
tetap memberi dorongan sama ipul " semangat ya pul .bentar lagi jalan
jalurnya ketemu " dalam hatiku seberapa bentar jalur ini bisa ku temukan
sementara kabut tetap pekat dan menghalangi orientsi kami, ya allah
terangilah perjalanan ini dan singkirkan lah kabut ini " doaku dalam hati.

Kembali aku dan asep berpencar mencari jalur sementara ipul tetap ada dalam
posisinya, ku larang dia bergerak sebelum ada pemberitauan, akhinrya kami
berjalan melambung menyebrang bukit tapi jalur tetap tidak terlihat, asep
memutuskan untuk menembak puncak tanpa jalur yang pasti, ku iyakan saja
melihat hari semakin gelap dan sangat berbahaya kalo malam nanti kami masih
tetap tersesat sementara tak aja lapak yg datar selain di bawah alun-alun
itupun hnaya muat satu tenda itu yang aku tahu dari buku.

Terus kami berjalan dan hujan pun semakin deras kabut dan angin
berkejar-kejaran. Ya tuhan ini badai lagi ...kami juga belum menemukan jalur
sementara kondisiku juga sudah tidak mampu lagi menahan angin, kesepuluh
jemariku tak bisa ku gerakkan mungkin asep dan ipul juga mengalami hal yang
sama .aku hanya diam dan terenyuh ketika melihat ipul semakin lemah,
"sabar ya pul dan semangat puncak sudah dekat, " padahal aku juga ga tahu
diamana itu puncak yang tadi terlihat jelas dan berapa lama sampai puncak,
akupun menyemangati diri sendiri, tetapi rasa cemas tetap menghantui
pikiranku, bagaimana kalo kami tersesat sampai malam hari mampukah aku,
gimana nanti, gimana campnya, gimana kondisi yg lain .semunaya memenuhi
pikranku, mungkin juga hal yg sama ada di benak asep dan ipul.

Menemui titik terang

Kami tetap berjalan dan terus yg ada di pikrian ku keatas dan cari lapak
sebelum hari semakin gelap, tapi tak semudah yang aku kira, badai semakin
kencang dan hujanpun semakin deras, kami menapak diantara rumput gimbal dan
canting kering, mungkin puncak atau setidaknya alun-alun sudah dekat, kami
berjalan tertatih, hingga kami tak mampu menahan dinginnya angin dan hujan
yang mengguyur kami, kami beristirahat di gerombol cantngi yang agak teduh
dari badai, tapi semakin dingin,dan disitulah kami menemukan titik terang,
tanda panah merah dari seng yg bertuliskan " puncak " mengarah ke depan,
kami girang akhirnya kami mencapai jalur yang benar walaupun banyak cabang
disini tapi setidaknya kami bisa menemukan jalur. Kami segera bergegas
hingga 10 menit kemudian kami menemukan lapak yang cukup satu tenda itu
...dramatis memang kami lega sekaligus khawatir apa mungkin kami bisa camp
disini, tapi meihat kondisi yg sudah parah kami akan camp disini setidaknya
ada lapak datar juga di kelilingi perdu-perdu.

Mendirikan tenda..

Jam 06.30 kami mendirikan tenda semntara semua perlengkaan basah tak
terkecuali caril-karil kami, setelah tenda berdiri i asal kami bergegas
masuk dan bergantian melepas sepatu yang kami kenakan, rasa dingin dan
badaipun masih tetap berlangsung, ipul dan asep sudah msuk ketenda terlebih
dahulu hanya tinggal aku yg belum karena aku ga bisa melepas guiter yg ku
sangkutkan di sepatuku, aku putus asa ketika ibu jari dan teunjuk ga bisa
disatukan untuk melepas guiter, aku hanya duduk dimulut tenda dan berharap
tangaku lemas dan membuka sepatuku, ku dekatkan tanganku diatas kompor yg
dinyalakan di dalam tenda dan akhirya akupun bisa melepas sepatu dan giuter,
masuk ke tenda dan menutupnya rapat. Bertiga memulihkan badan masing-masing
mengelilingi kompor dan menghangatkan badan. 1 jam berlalu kondisi kami
berangsur pulih, mengganti baju dan berbenah tenda dan merapikan semuanya
agar kami bisa tidur nyaman, setelah memasak nasi goring dan kopi hangat
kami terbujur didalam tenda ditemani kepakan2 flysheet dan tenda yg kena
hempasan badai, ku berharap frame atau tenda tidak patah atau
sobek..sementara badai dan hujan hingga pagi, kami memaksakan mata untuk
tertidur.

Menanti pagi yang panjang

Dalam tendapun rasanya sulit sekali kami tidur, sebentar2 terjaga dan
kembali memejamkan mata, dentangan tiap jam seolah kami lalui tiap jammya,
aku ga bisa tidur, rupanya asep dan ipulpun merasakan hal yg sama bolak
balik badan hanya itu akatifitas yg kami lalukan. Kelepak-kelepak fly hset
menambah dentingan malam menjadi semakin mencekam...ku berharap tenda tidak
robek aja , bagamana kalo hal itu terjadi bukan hanya ga bisa tidur tetapi
juga akan kuyup.

Pagi yang cerah

Jam 04.45 kami terbangun tapi rasanya hawa dingin masih tetap menyelimuti,
aku hanya melongok ke mulut tenda begitupun ipul, meoto sejenak dan kembali
tidur dan yerbangun tepat jam 08.00. dan segera membereskan paikan kotor
juga basah untuk dikeringkan setidaknya tidak menambah berat caril kami,
selang 2 jam kami meneringkan baju dan memasak sarapan sebelum akhirnya kami
packing. Dalam pagi itu ternyata banyak sekali pendaki local yg melewati ini
dan terkena badai seperti halnya kami, mereka berteduh di lereng yg miring
seadanya, masih beruntung kami mendapatkan lapak yg datar, sesekali menyapa
pendaki yg lewat kami masih membereskan perlengkapan kami.sebelum kami
meninggalkan tempat itu.

Day 4 28 des 08 Jam 11.00 meninggalkan camp

Setelah semuanya rapi kami segera menuju puncak tak sabar seperti apa
alun-alun diatas sana dan seperti apa jalur selanjutnya, kami kembali meniti
langkah penuh semangat, 30 menit kami berjalan rupanya kami sampai di ujung
alun-alun yang datar dan nyaman, dalam hatiku berandai, ankdaikan kemarin
kami sampai disini dan betapa nyamannya tidur kami, tapi sampai di titik ini
aku masih bersyukur bahwa kami tetap selamat.

Alun-alun

Alun-alun itu begitu luas dan bersih hanya pohon -pohon cantigi dan rumput2
indah itu menghiasi sepanjang alun-alun ini, kami tetap menlanjutkan
perjalanan ini karena puncak hanya tinggal beberapa menit saja, asep
memanggilku segera kukejar dan 10 menit berlalu aku melihat tianggulasi
setinggi satu meter itu ada di depan.

Trianggulasi -Puncak

Ketika melihat trianggulasi di depan mata kau bersyukur kami telah mencapai
puncak, entah itu triangulasi satu-satunya atau triangulasi dari jalur
tamba, kami mengitari area itu dan seluas mata memandang kami melihat
lapangan yg luas dan dikelilingi pohohn pohon pendek, kami berniat menuju
danau dan top puncak dari jalur kledung, tak butuh lama kami sampai di
gigiran puncak dan mengelilingi dua danau nan hijau, satu danau kering
karena itu hanya air resapan yg ada dikala musim hujan, semntara induk danau
terlihat hijau bening dan banyak pendaki yang sedang mandi didasarnya ...

Hanya beberapa saat kami berada dipuncak itu dan kami berjumpa dengan temen
#pendaki yang ikut gatnas juga bang donny temennya bang kiting di saat kami
turun, kami tidak menemukan sekar juga ida yg 2 jam lalu berada disini,
rupanya kami telat berjumpa dengannya.sesingkat mungkin kami turun lewat
kledung dan sepanjang pos kami jajan tempe goring enak sekali rasanya.

Pulang3.5 jam kami berhasil meninggalkan gunung ini dan tiba dip os 1 yang
ternyata ada ojek, kuberanikan naik ojek dengan ongkos 7 ribu seperti down
hill rasanya, degdegan dan hihihihi takut jatuh, hingga kami berpisah di
gapura kledung sama ipul dan kembalik e rumah masing -masing.

Tamat

Thanks to our team yg solid dan tahan sama gempuran badai.gue salut sama
kalian.

Thanks & Regards

R. Tanti Lestari Document Controller Automation & Integration Division

PT. Control Systems Jl. Ampera Raya No 9 -10 Jakarta 12550 Indonesia

T +62 21 7807881 Ext.240 M +62 813 9994 3341