Rabu, 07 September 2016

CURUG KALI URIP - KEMIRI - PURWOREJO

02/09/16 - 23.15 Teras Depan Rumahku
 "sesuk prei, arep dho nang ndi,.. "
 " Njajal nyusur Curug Kali Urip Kemiri Yuck "
 "Iso Nggo Mancing , Pora "
 " iso Mungkin "
 " yho Wis, sesuk aku tak nggowo pancingan "

Bincang bincang lanjutan usai pada ngobrol di rumahku 









03/09/16 - 08.00. Start dari rumahku di trebisan desa Paduroso,
Bertiga aku, Lolok dan Heru dah ready mo mancing ke Curug Kali Urip Desa Kemiri.
Kami lewati Jalur Umum dari Paduroso ke luar, arah Mranti - Gintungan - Seren - Winong - Wirun - Pertigaan arah Bruno, kekiri menuju ke Desa / Pasar Kemiri
Dipertigaan Kemiri Macet ada truck papasan dua duanya ga bisa mundur,..
Semrawutt sana sini,..
Untung naik Motor, jadi bisa "nderek langkung " lewat depan kios orang.
 Motorku lolos, tapi Heru masih deibelakang terjebak macet,..
Aku laju pelan,..
Koq lama gak Muncul,.
Wah rupanya temanku yang satu ini, tetap ada di belakang truck,.
aku stop minggir, kutunggu  kawanku ini,.

Terlihat Truck,.
och dibelakangnya banyak banget antrian motor,.

itu dia,.
Hoooiiii,.. teriak Lolok, mbari lambaikan tangannya.

Wah kayaknya si Heru ga perhatikan kami, dia pacu Motornya tambah kencang,.
aku coba kuntit,..
woow dia balap truck itu, dia salip dengan kecepatan

Wach ini mah kejauhan, Informasi Ga jauh jauh amat, dan ga sampai hutan pinus,..
yakin kalau Heru merasa tertinggal, dia akan kejar kami dengan kecepatan , padahal kami di belakangnya
Aku berhenti... kocoba kontak.. yakin ini kelewat jauh dari Balai Desa Kemiri
ku kontak HP Heru,. Ga Diangkat,.. wah masih jalan kayaknya nich,.
kuulangi,...
lagi,..
lagi,..

" Nang ndi,.. aku koq ora mbalap yho , padahal wis buanter " suara Heru di HP ku akhirnya.

" aku Ng ngarep Balai Desa, pintu gerbang ke Curug Kali Urip juga, riko kelewat adoh kayane,.. wis mbalik bae,.. seko lereng pinus pertama kisaran 1 kilometer mudun,.."


" wah aku tekan adoooh banget kayane"
" lha kan mau wis ngobrol, yen ora tekan Hutan Pinus, mung kisaran tiga  Kiloan sko Pasar "
" iyho.. yho,.. aku ora nggeehh, aku mung kepikir, kono wis ng  ngarep, dadi aku ngoyak banter,.
wuuihhh jan,... dalane,.. ngalor nanjak buanget, liku liku, ngono, sepiii maneh "
" yho kapan kapan maning  mengko nyusur tembus Bruno, jare ono dalane " hiburku.

Balai Desa Kali Urip Kemiri sebagai gerbang menuju Curug kali Urip. Motor masih bisa dan boleh masuk jalan cor beton lebar 1 meteran ,terbelah dua. tapi kalau naik mobil, terpaksa harus parkir di sini Balai Desa Kali Urip. dan ini menambah jarak jalan kaki kisaran satu setengah km menuju parkiran / titipan motor diatas,.

Di Tempat penitipan Motor ada pemandu yang siap dan suka rela mengantarkan kita ke curug,.
kenapa ... ?
Rupanya selain banyak cerita dan dan setelah beberapa kejadian musibah yang terjadi di Curug Kali Urip ini, Masyarakat menjadi Peduli untuk memantau dan memandu setiap pengunjung yang datang.
dan ternyata juga jalanan menuju Curug Kali Urip ini banyak belokan yang membingungkan pengunjung.
 Demikian dengan rombonganku pun setelah merapikan motor pada tempat penitipan langsung disalami dan ditrawari untuk di pandu menuju ke lokasi Curug Kali Urip.

Akhirnya kami berempat menyusuri jalanan Beton yang menanjak di samping kandang kandang yang dihuni oleh kambing jawa.
kisaran limaratus meter maju   kemudian belok kiri " nyempal " ke jalan tanah menuju ladang, buat tanda di situ ada pohon jambu mede yang sudah besar dan rindang ( semoga belum di tebang ), susuri jalan ladang naik turun dan berliku tersebut, sampai pertigaan, ambil ke kiri lagi ketemu hutan bambu dan pepohonan yang agak rapat, disini sudah terasa " adem dan senyap ". susuri terus kearah kanan kisaran tujuh ratus meteran, ketemu sungai dengan bebatuan yang besar yang ada di bawah tebing tempat kita berjalan,
ke lengangan tambah lengang, di jalanan hutan bambu wulung dan pepohonan besar yang tak terawat, cenderung ke suasana mistis,.
aku masih mengikuti pemanduku meski paling belakang karena terkadang aku nyempal jalan untuk ambil beberapa moment. Dua ratus meteran menyusuri tebing diatas kali dengan bebatuan besarnya, lanjut belok kiri,..  terlihat curug kecil di tengah kali, aku pikir ini curug Kali Urip nya, ternyata bukan.

Pemandu berjalan terus turun tebing menuju ke kali, aku agak nyerrr... lho kita lewat kali ini mas ,..
oo.. jalan setapak finis disini, kemudian harus berjalan ditengah kali dan diantara bebatuan yang segede gede kerbau, untung pake sandal gunung bukan sepatu kett, karena perjalanan menuju curug kali uripnya harus berbasah basah ria, menyeberang dan menyusuri sungai bahkan harus melompat di antara bebatuan,.



harus hati hati memang.
Pada pentokan kali, dibalik batu  ( paling ) besar, yang aku lihat kita ambil kiri dan cari pijakan batu lain untuk naik ke tebing di sisi kanannya.
Limapuluh meteran maju menyusuri tebing bantaran, ketemu sumur dan pancuran pancuran kecil .

Aku masih Asyik ambil gambar, ketika Heru berteriak,..  " Hoii,. kui curug e ".

SubhanaAlloh,..




Air terjun ditengah tebing dengan warna warna kelam dan gelap, dibawahnya terdapat sumur dengan ke tenangan yang dalam, tak ada riak dan cipratan air dari curugnya, sepertinya semua air turun dan masuk kesumurnya.

Cantik Sekali Curug Kali Urip ini, terkesan sekali dengan keberadaannya yang tenang
di antara tebing dan pepohonan besar,..

Ingat para pelukis menggambarkan air terjun, kisah " Jaka Tarub dengan tujuh bidadari yang sedang mandi "..

seakan akan,...

dan nyata nyata, didepanku , Air Terjun yang tinggi,....
kelengangan yang lengang,.....
sumur yang  dalam,..
tebing yang berlumut, .....
pohon pohon besar di atasnya,...
hemmm ,
nyaris horor,..
namun ada rasa aman ditengah pemanduku yang membebaskan kami untuk menikmati susana ini

Lama kami menikmati suasana dan keberadaan Curug Kali Urip nan Cantik ini,


 







Sempat ngrebus air untuk secangkir kopi dan kehangatan

duduk menikmati secangkir kehangatan kopi hitam di bawah tebing, didalam jurang dan di bekas aliran banjir ,..
sempat terpikir,..
jika mendadak ada banjir datang,.. 
kemana kita akan lari,..
naik tebing setinggi dan selicin itu, ga mungkin banget,.
yha tetap harus ikuti jalan air ini,..masuk kedalam sungai.... lari dan melompat diantara bebatuan besar,. 
kalau airnya deras dan kuat,...
" Makanya begitu, terlihat mendung, harus segera keluar dari sini,.. karena air datang dari atas tidak bisa di prediksi, dan baiknya kesini pagi hari, karena kalau sore cenderung hujan di atas, walau kami sekarang sudah membatasi jam kunjung max di 16.30 dlm cuaca yang benderang,namun tetap harus extra hati hati "  kata pemanduku,..
" sumur utama itu kedalamnnya kisaran 7 meteran, dan sumur anakan yang kecil dibawahnya kedalaman kisaran 4 meter, kalau ga bisa berenang, yha jangan coba coba mandi nyebur lah ". tambahnya lagi.
Satu cup  Kopi dan sepotong roti sobek, telah tandas 
ku rapikan sampah dan kucuci perlengkapan
lebih satu  setengah jam kami menikmati cantiknya Curug  Kali Urip Kemiri .
 


" Lho njur pancinganmu, gunane opo dino iki Ru " 
"lha kirain ki curug, sumur e iso nggo mancing mancing,.. yho wis mengko mbelok ng selis kono mancing ndisik "




dan kudatangi Bendungan Kali Meneng untuk memberi kesempatan Heru untuk mendemontrasikan kehebatan lempar pancingnya,.



 




Tidak ada komentar: